Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Manakah yang akan Jadi Dosis Ketiga? -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Manakah yang akan Jadi Dosis Ketiga?

, 9/02/2021 02:46:00 PM

 

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels.com.



Vnn.co.id, Nasional - 
Baru-baru ini, 
Vaksin Merah Putih sedang ramai diperbincangkan di Twitter. Terdapat lebih dari 49 ribu tweet mengenai vaksin buatan anak bangsa ini. Sebenarnya, ada dua vaksin yang merupakan buatan anak negeri, yaitu Merah Putih dan Nusantara.

 

Vaksin Merah Putih merupakan produksi dari tim universitas dan lembaga riset di tanah air. Sedangkan Vaksin Nusantara yang digaungkan oleh mantan Menteri Kesehatan dr.Terawan ini merupakan produksi AIVITA Biomedical Inc yang bermarkas di Amerika.


Jadi, seperti apa kedua vaksin tersebut? Simak ulasan berikut!

 

Vaksin Merah Putih


Vaksin Merah Putih yang rencananya akan digunakan pada pertengahan tahun 2022 ini merupakan gagasan dari salah satu instansi pendidkan, yaitu Universitas Airlangga (Unair) dan Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman. Dari tujuh kandidat dalam pembuatan vaksin merah putih ini, memang dua lembaga di ataslah yang memiliki perkembangan secara signifikan.

 

LBM bekerja sama dengan PT Bio Farma menggunakan platform sub unit protein rekombinan. Sedangkan Unair bersama dengan PT Biotis Pharmaseutical Indonesia dengan berbasis inctivated  virus. Keduanya sedang dalam peningkatan perkembangan dalam beberapa tahap.

 

Dikutip dari DetikHealth.com, LBM Eijkman bersama Bio Farma sedang dalam tahap melakukan ekspresi protein spike, dan perkiraannya akan melakukan uji pra klinis pada November tahun ini. Setelahnya umtuk uji klinis fase 1-3 akan dilakukan pada Januari–Agustus pada tahun 2022.

 

Sedangkan Unair bersama PT Biotis sedang dalam tahap uji 2 praklinis dan akan memasuki tahapan uji klinis yang diharapkan akan selesai pada September tahun ini. Selanjutnya, dalam uji klinis nanti diperkirakan dimulai pada awal Oktober tahun 2021.

 

Vaksin Nusantara


Vaksin yang dianggap kontroversi karena banyak pertentangan dari pelbagai lembaga ini digaungkan oleh dr. Terawan. Bahkan bukan hanya itu saja, sudah ada beberapa tokoh dan aggota DPR yang ikut serta menjadi relawan dan mengklaim vaksin tersebut tidak memiliki efek samping. Vaksin yang cara kerjanya dibangun dengan pengambilan sel dendritik autolog atau sel darah putih yang dipaparkan dengan antigen dari protein S virus SARS-Cov-2 ini belum mendapatkan restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

Dilansir dari cnnindonesia.com, BPOM menegaskan, proses uji klinis yang dilakukan Vaksin Nusantara tidak dengan kelanjutan izin edar vaksin di Indonesia, karena masih menunggu dokumen Cara Pembuatan Obat Dengan Baik (CPODB) dari tim Vaksin Nusantara. Selain itu, tim peneliti Vaksin Nusantara kerap mengabaikan hasil evaluasi yang diberikan BPOM.

 

Di sisi lain, BPOM pun menyoroti peran peneliti asing dari AVIATA yang terlalu mendominasi jalannya riset. Peneliti dalam negeri hanya diberi kesempatan staf RS dr. Kariadi untuk melihat proses pengembangannya saja.


Melihat perkembangan kedua vaksin tersebut, mana yang akan secara cepat diberikan kepada masyarakat guna menjadi Booster dosis vaksin ketiga? Pilihannya ada pada pemerintah.


Penulis: Rizki Dwi 

Editor: Mega

TerPopuler

close