Ilustrasi: Enago. |
Vnn.co.id, Pendidikan – Versinas Readers, coba lihat contoh judul ini, “Jakarta
dan Kota Tua”. Nah, pasti banyak yang bertanya-tanya, “Mengapa Jakarta
besar, tetapi dan kecil?”.
Seorang penulis yang baik pasti tak pernah puas dengan pencapaiannya. Apalagi
mengenai peningkatan kualitas maupun kuantitas diri dan tulisannya. Saya yakin
Anda adalah salah satunya. Buktinya, Anda sampai pada tulisan ini, hehe.
Apa itu Kapitalisasi?
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita pahami apa itu kapitalisasi.
Kapitalisasi ialah penulisan kata dengan menggunakan huruf besar (kapital) pada
huruf pertama dan huruf kecil pada huruf lainnya.
Jenis kapitalisasi ada dua, yakni kapitalisasi kalimat (sentence case) dan
kapitalisasi judul (title case).
Kapitalisasi yang pertama, yakni kapitalisasi kalimat (sentence case)
memiliki aturan yang lebih sederhana daripada kapitalisasi kedua (judul):
Kapitalkan kata pertama, nama diri (nama orang, nama lembaga, dan lain-lain), dan kata lain yang dikapitalisasi berdasarkan aturan lain (misalnya singkatan seperti MPR, TNI).
Sedangkan kapitalisasi judul memiliki aturan yang telah diatur dalam PUEBI
atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, yakni
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak teletak pada posisi awal.
Sehingga menurut Ivan Lanin, dari aturan di atas dapat diuraikan menjadi
empat poin, di antaranya:
1. Ikuti aturan kapitalisasi kalimat
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, mengapitalisasikan kata pertama. Namun,
jika muncul sebuah pertanyaan “Bagaimana bila kata pertama adalah kata yang
tidak diawali huruf besar?” misalkan iPhone (nama merek) atau bin, de,
van, der, bin, dan binti (unsur nama).
Maka, cara penulisan masalah pertama (nama merek) tidak berubah sebab
merupakan identitas.
- iPhone bukan Iphone
Sedangkan untuk penulisan unsur nama tetap dikapitalisasi apabila terletak
pada awal judul.
- Bin Laden
2. Kapitalisasi Kata Ulang Sempurna
Kata ulang sempurna biasa dikenal dengan kata ulang utuh, penuh, atau
dwilingga, yakni kata ulang yang terbentuk dengan pengulangan seluruh bentuk
kata dasar tanpa perubahan fonem atau huruf maupun imbuhan.
Sehingga didapati penulisan yang tepat ialah: Undang-Undang, Bapak-Bapak,
Anak-Anak.
Sedangkan kata ulang Sayur-mayur, Putra-putri, Siswa-siswi, dan Berlari-lari
bukan merupakan kata ulang sempurna.
3. Kapitalisasi Semua Kata kecuali Kata Tugas
Dikecualikan dari kata tugas di antaranya kata benda, kata kerja, kata
sifat, kata keterangan, kata ganti, dan kata bilangan.
4. Jangan Kapitalisasi Kata Tugas kecuali pada Awal Judul
Ini adalah lawan dari aturan ketiga di atas, yakni tidak mengapitalisasi
kata tugas, yakni kata depan, kata sambung, kata seru, artikula, dan partikel
penegas.
Jenis-Jenis Kata Tugas:
- Kata depan (preposisi): di, ke, dari, tentang
- Kata hubung (konjungsi): dan, atau, karena, yang
- Kata seru (interjeksi): oh, kok, sih, dong
- Kata sandang (artikula): si, sang
- Partikel penegas: pun, per
Catatan: terhadap dan para merupakan bagian dari kata tugas juga tidak
dikapitalisasi.
Nah, itu dia cara penulisan judul yang tepat. Bagaimana, Readers? Semoga bermanfaat, ya☺
Red