Ilustrasi pembelajaran: Google. |
Vnn.co.id, Pendidikan - Pengeloaan kelas yang baik
sangat menentukan kualitas kegiatan belajar-mengajar. Bila kualitas belajar dan
mengajar baik, maka peserta didik juga akan mendapatkan tingkat pemahaman yang
baik.
Berikut ini panduan mengenai
pengelolaan kelas bagi seorang pengajar:
1. Penataan ruang kelas
Penataan ruang bertumpu pada
penetapan tempat duduk siswa dengan format yang memudahkan siswa dalam memandang
gurunya. Biasanya hal ini dipengaruhi jumlah siswa dalam satu kelas. Jumlah
siswa yang tidak terlalu banyak akan memudahkan siswa untuk menata meja dan
kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap bisa memperhatikan guru saat
mengajar.
Berbeda bila kelas terlalu
padat dan banyak siswa. Biasanya siswa yang duduknya paling belakang dan pojok
akan kesulitan memandang guru, karena tertutup dengan siswa lainnya. Siswa juga
memerlukan ruang yang cukup agar mereka bisa menempatkan buku dan alat-alat
tulis mereka. Sehingga saat mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa dengan mudah
menemukannya. Misalnya saat siswa membutuhkan penghapus, mereka tidak perlu
bingung mencarinya, karena mereka punya tempat yang cukup untuk meletakkan
penghapus di atas meja.
Formasi tempat duduk siswa
juga perlu diubah dalam jangka waktu tertentu. Perubahan formasi tempat duduk
perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Siswa perlu mengenal lebih
dekat teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka tidak jenuh belajar.
Siswa pun perlu merasa nyaman saat berada di kelas, jauh dari bau yang tidak
sedap, suara berisik, cahaya yang terlalu menyilaukan, dan lainnya. Hal ini
akan memengaruhi konsentrasi anak saat belajar.
2. Mengantisipasi kondisi kelas
Kondisikan semua siswa
dengan baik secara fisik maupun psikis, termasuk siswa yang terlambat masuk ke
dalam kelas. Sebelum siswa benar-benar siap jangan memulai mengajar. Ada
kalanya saat kita masuk kelas, suasana kelas sangat gaduh atau anak berjalan ke
sana kemari dari tempat duduk mereka. Sebagai pendidik kita tidak boleh
menoleransi hal ini.
Sejak awal tahun ajaran,
seorang pengajar harus menetapkan suatu aturan bahwa setiap ada guru yang
masuk kelas dan hendak mengajar, siswa dibiasakan untuk menghaturkan salam. Saat siswa memberikan salam, mereka harus melakukannya
dengan sopan. Hal ini akan memudahkan kita dalam proses belajar-mengajar
selanjutnya. Bagaimanapun, anak-anak perlu belajar untuk bisa fokus dan
memperhatikan guru sejak awal pembelajaran. Apabila ada murid yang terlambat,
berhenti sejenak mengajar. Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk
mengikuti pelajaran dengan baik. Jika tidak, boleh jadi siswa yang terlambat
ini berpotensi untuk mengganggu proses pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan
kelas.
3. Tetapkan aturan dengan tegas namun
'bersahabat'
Saat ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan konsekuensi, sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah baiknya apabila aturan dibuat bersama siswa sejak awal tahun ajaran. Saat membuat suatu aturan dan metode pemberian konsekuensi, kita perlu mengajak siswa untuk bekerja sama. Sehingga saat mereka melakukan pelanggaran dan menerima konsekuensi, mereka bisa menerimanya dengan baik.
4. Pastikan siswa tetap fokus
Beberapa siswa mungkin tidak
fokus dengan materi yang kita berikan. Ada banyak sebab mengapa siswa bisa
tidak fokus pada pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan, capek, dan sebab
lainnya. Sebagai pendidik kita harus memiliki banyak cara agar siswa tetap
fokus memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita praktikkan
adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk siswa
(terutama yang terlihat kurang fokus), mengajak siswa melakukan ice breaking,
dan kejutan-kejutan menarik lainnya.
5. Serius tapi santai
Mulailah mengajar dengan serius. Apabila sudah berhasil menggiring siswa dalam suasana demikian, atur irama pembelajaran menjadi santai kemudian serius lagi, dan begitu seterusnya. Kalau serius melulu siswa akan ngantuk atau bosan mengikuti pelajaran. Maka dari itu, perlu juga pembelajaran diselingi dengan humor dan intermezo sebagai penyegaran bagi siswa. Ada kalanya kita mengajak siswa untuk serius dalam memperhatikan dan mengikuti pelajaran, tetapi tidak ada salahnya juga jika kita mengajak siswa untuk tertawa dengan humor-humor segar. Hal-hal yang bersifat humor diberikan kepada siswa, bisa berupa cerita, ekspresi wajah, bernyanyi lagu lucu, dan hal-hal yang lainnya yang bersifat mencairkan suasananya.
6. Jangan biarkan ada waktu tersisa yang
kosong
Ada kalanya saat kita usai
mengajarkan semua materi pelajaran, kita masih memiliki sisa waktu antara 5
hingga 10 menit. Sebagai pendidik yang baik, kita tidak boleh membiarkan
anak-anak “menganggur” pada sisa waktu itu. Saat-saat itu, kita bisa
memberikan pengayaan, mengajak anak nonton film pendek yang berhubungan dengan
pelajaran, memberikan tanya jawab, memberikan soal latihan, dan aktivitas
lainnya.
7. Bersemangat sejak awal pembelajaran
Sejak awal pembelajaran kita
perlu menunjukkan semangat yang baik. Jangan sampai kita terlihat lelah,
mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya. Perasaan negatif
bisa membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik, kita perlu belajar
mengelola emosi. Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi bisa membuat siswa
merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam belajar.
8. Posisi berdiri ketika mengajar
Ketika mengajar, guru perlu
mengatur posisi berdiri. Ini bertujuan untuk mengendalikan siswa keseluruhan.
Jangan "itu-itu" saja siswa yang menjadi pusat perhatian guru. Selain itu, janganlah terlalu sering membelakangi siswa karena menulis di papan tulis.
Sebaliknya, guru sebaiknya menulis dengan posisi menyamping sehingga siswa dapat
terpantau.
Penulis: Isnatul Fajar