Foto oleh Keira Burton dari Pexels.com. |
Vnn.co.id, Kesehatan - Di era serba cepat ini, informasi dapat dengan mudah kita dapatkan, terutama melalui internet. Berbagai macam informasi seperti politik, ekonomi, seni, teknologi, dan tak terkecuali mengenai kesehatan. Hal ini menyebabkan masyarakat kerap tergoda untuk mencari informasi mengenai gejala kesehatan melalui internet dengan mengkomparasi gejala tersebut dengan yang dialami dibandingkan berkonsultasi ke dokter. Fenomena ini desebut Self-Diagnose.
Alih-alih
bermanfaat, Self-diagnose ini
berbahaya dan memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental kita, loh. Jadi, apa Self-diagnose itu?
Dikutip
dari Halodoc.com, Self-Diagnose
adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap sebuah gejala atau gangguan penyakit berdasarkan
pengetahuan diri sendiri atau pun dengan mencari informasi melalui internet
secara mandiri. Saat seseorang mendianosis dirinya sendiri, biasanya dia
berasumsi mengetahui gejala atau penyakit apa yang sedang dialami. Hal ini
dapat berbahaya, bisa saja asumsi tersebut salah.
Misalnya, seseorang sering merasa perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan dia berasumsi mengidap bipolar. Padahal, bisa saja gejala tersebut dapat menjadi gejala penyakit kesehatan mental yang lain. Hal ini dapat kita katakan sebagai kesalahan dalam mendiagnosis.
Kesalahan dalam diagnosis bisa berbahaya, seseorang bisa saja mengambil pengobatan yang salah. Risiko ini, dapat memperparah kondisi kesehatan mental dan dapat bertambah dengan sembarang mengonsumsi obat dan menjalani metode pengobatan yang tidak sesuai oleh arahan dokter.
Selain
itu menurut Dr. Srini Pillay, M.D dalam tulisannya di psychologytoday.com, menyebutkan Self-diagnose dapat berbahaya karena seseorang cenderung akan sulit membedakan
antara penyakit mental dan penyakit medis. Ketidakpercayaan akan sorang praktisi
(dokter, psikolog, dan pskiater) ini merupakan salah satu dampak Self-diagnose serta
beranggapan kondisinya sangat buruk padahal dirinya sedang baik-baik saja.
Hal
tersebut dapat membahayakan diri hingga berdampak buruk pada kesehatan mental, seperti mengalami gangguaan kecemasan umum yang berasal dari kekhawatiran yang berlebih pada diri sendiri dengan mengasumsikan dirinya mengidap suatu gangguan atau penyakit mental. Dampak lainnya
adalah ketika seseorang memiliki indikasi penyakit medis tetapi karena Self-diagnosis dia mengindikasikan
dirinya mengidap gangguan kesahatan mental. Begitu pun sebaliknya, ini mengapa self-diagnose itu sangat berbahaya.
Pentingnya berkonsultasi kepada praktisi kesehatan seperti dokter, psikolog, dan psikiatri dapat memebrikan diagnosis yang sebenarnya dari gejala-gejala yang kita rasakan. Jadi, baiknya seseorang bila merasakan dan mengalami gejala atau gangguan kesehatan, bisa langsung ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter.
Penulis: Rizky Dwi Fajarudin
Editor: Mega