Pentingnya Pencegahan dan Penanganan Hipotermia saat Mendaki Gunung -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Pentingnya Pencegahan dan Penanganan Hipotermia saat Mendaki Gunung

, 8/20/2021 04:38:00 PM

 

Foto oleh Pixabay dari PExel.com.

Vnn.co.id, Kesehatan - Baru-baru ini, dunia pendakian sedang dilanda duka, tiga orang pendaki meninggal di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan. Hal ini menambah daftar panjang pendaki yang meninggal saat beraktivitas di gunung.

 

Dikutip dari Republika.com, penyebab terjadinya korban meninggal di gunung bawakaraeng karena cuaca buruk beserta badai yang melanda dan kehabisan bahan makanan. Di sisi lain, penyebab terjadinya ialah korban mengalami hipotermia berat atau penurunan suhu tubuh secara drastis.


Hipotermia sendiri menjadi momok menakutkan bagi pendaki profesional ataupun pemula, karena tidak jarang para pendaki mengalami hal tersebut saat akan menuju summit atau puncak gunung. Selain itu, juga dapat diperparah dengan kondisi cuaca yang buruk. Jadi, apa itu hipotermia? Yuk, simak penjelasanya !

 

Apa itu Hipotermia?


Mengutip dari Alodokter.com, hipotermia adalah penurunna suhu tubuh secara drastis di bawah 35ºC. Ketika mengalami hipotermia, fungsi sistem saraf dan bagian organ lainnya akan mengalami gangguan, jika tidak langsung ditangani akan menyebabkan gagal jantung, gangguan sitem pernapasan, hingga kematian.

 

Dalam dunia pendakian, penyebab terjadinya hipotermia ialah karena kurangnya pemahamam mengenai persiapan sebelum melakukan pendakian. Dalam hal lain, biasanya dapat dipengaruhi fisik seseorang dan juga cuaca buruk.

 

Pencegahan hipotermia


Hipotermia ketika dalam mendaki dapat dicegah dengan beberapa langkah, seperti meggunakan pakaian kering setelah pendakian atau sesaat tenda telah dibagun. Membawa jaket tebal seperti jaket bulu angsa atau semacamnya dengan ditambah outer agar suhu tubuh tetap hangat. Menggunakan sarung tangan tebal dan juga kupluk bila diperlukan.


Selain itu, kita dapat mencegahnya dengan mengisi perut sepanjang waktu, tidak mendaki di malam hari, dan dapat mengakhiri pendakian apabila salah satu anggota pedakian suhu tubuhnya tidak normal. Banyak pendaki yang tidak memperhatikan pencegahan tersebut, sehingga banyak sekali terjadi kasus-kasus hipotermia.

 

Gejala hipotermia


Gejala hipotermia ini sangat bervariasi dan dapat dilihat scera langsung meskipun sering luput dari perhatian, seperti kulit pucat dan merasa dingin ketika dipegang, tubuh menggigil, dan respon menurun. Selain itu, dalam kondisi seseorang mengalami hipotermia sedang, seseorang cenderung berhalusinasi, gangguan dalam berbicara, hingga sulit bergerak.

 

Dalam kondisi yang berat, hipotermia dapat dilihat dengan muntah, kulit membiru, detak jantung melemah, tekakan darah menurun, hingga sesorang tersebut hendak membuka seluruh pakaiannya karena merasa kulitnya kepanasan dan terbakar. Sebaiknya, saat seseorang sudah dalam kondisi gejala sedang, segera melapor pada ranger atau pusat informasi dari gunung tersebut.

 

Penangan hipotermia


Banyak pendaki tidak tahu dan tidak memahami mengenai fisrt aid dalam mendaki gunung. Penangan hipotermia ini sangat penting untuk diketahui pendaki karena ini merupakan salah satu first aid atau pertolongan pertama saat pendakian.


Dilansir dari Alodokter.com, jika teman kelompok sudah menampakkan gejala hipotermia, segara pindahkan orang tersebut ke dalam tenda secara hati-hati, karena jika terlalu banyak gerakan dapat memicu denyut jantung berhenti. Ganti pakaain basah dengan pakaian kering dengan menambahkan jaket tebal beserta kaos kaki, sarung tangan, dan kupluk sebagai penghangat, bila perlu tambahkan sleeping bag.

 

Jika masih menggigil peluk erat tubuhnya, dan bila memungkinkan membuat api unggun dekat dengan tenda agar dapat menghantarkan hangat. Baiknya jika sudah seperti ini jangan melanjutkan untuk mendaki dan segera melapor ke pusat informasi pendakian agar segera dievakuasi.


Ketika teman yang terkena hipotermia sudah sadar dan suhu tubuh normal, berikan air minum hangat dan manis. Dapat juga memberikan kompres hangat dan kering pada bagian leher, dada, dan selangkangan. Serta pantau terus orang yang mengalai hal tersebut sampai tim evakuasi datang.


Penulis: Rizky Dwi Fajarudin

Editor: Mega

TerPopuler

close