Pandemi dan Kekerasan pada Anak -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Pandemi dan Kekerasan pada Anak

, 8/30/2021 03:34:00 PM

 

Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (hellosehat.com)



Vnn.co.id, Tangerang - Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 memberikan banyak dampak yang sangat beragam, bukan hanya berdampak pada kesehatan saja namun adanya pandemi ini juga berdampak pada psikologi seseorang, seperti yang dialami oleh anak – anak. Karena pandemi, anak – anak diharuskan belajar di rumah dan tidak dapat berpergian kemanapun, dimana hal tersebut dapat menimbulkan stress pada anak. Selain itu, anak – anak juga cenderung menerima kekerasan selama di rumah, hal ini terbukti dengan meningkatnya kasus kekerasan anak selama pandemi.

 

Dilansir dari cnnindonesia, Survei Global Save The Children pada tahun 2020 di 46 Negara termasuk Indonesia, dimana data tersebut menunjukkan secara nyata dampak pandemi tersembunyi yang dialami oleh anak - anak, diantaranya ialah anak – anak lebih beresiko mengalami kekerasan domestik yang bahkan resikonya meningkat sebanyak tiga kali lipat dari sebelum masa pandemi Covid-19 melanda.

 

“Tren kasus pelanggaran hak anak di era pandemi Covid-19 berubah dibanding tahun – tahun sebelumnya. Kondisi Covid-19 berdampak pada kasus yang dialami oleh anak,” kata KPAI yang dikutip dari cnnindonesia pada Senin (30/08).

 

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) per tanggal 30 Agustus 2021, tercatat sebanyak 6,031 kasus kekerasan yang dialami oleh anak dari berbagai rentang usia. Berikut data rincian kasus kekerasan yang dialami oleh anak - anak:

§ Anak usia 0 – 5 tahun sebanyak 722 kasus

§  Anak usia 6 – 12 tahun sebanyak 1,822 kasus

§  Anak usia 13 – 17 tahun sebanyak 3,487 kasus

 

Kekerasan pada anak yang terjadi dalam rumah tangga biasanya tak luput dari perilaku orangtua atau anggota keluarga lainnya. Perilaku orangtua yang menimbulkan kekerasan pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor kondisi ekonomi, lingkungan dan juga faktor masa lalu atau pengalaman orangtua.

 

“selama masa pandemi Covid-19 anak tidak pergi ke sekolah jadi orangtua secara full mendidik anaknya di rumah. Orangtua yang melakukan kekerasan pada anak bisa dipengaruhi oleh kebiasaan orangtua misalnya ada orangtua yang emang kebiasaannya mendidik anak dengan cara yang kasar, ada juga yang dipengaruhi karena pikiran kolot orangtua dimana didikan yang ia terima dulu saat kecil diterapkan kepada anaknya saat ini,” jelas Nabilah Khairunnisa, Konselor Psikologi dalam keterangannya pada Sabtu (28/08).

 

Nabilah mengatakan bahwa di masa pandemi seperti saat ini dimana hampir semua orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah merupakan kesempatan untuk saling merekatkan hubungan antara anggota keluarga. Banyak hal yang dapat dilakukan agar dapat menjalin hubungan yang akrab dengan keluarga seperti meluangkan waktu untuk berkumpul dan saling bicara mengenai diri masing – masing entah itu kesenangan atau kesulitan agar sesame anggota keluarga dapat saling memahami dan mengerti. Jika setiap anggota keluarga saling memahami satu sama lain dan memiliki hubungan yang dekat maka kekerasan tidak akan terjadi dalam rumah tangga.

 

---


Reporter : Alfi Khaerotunnisa

Editor: Sukmasih

 

 

 

TerPopuler

close