Berbahaya! Inilah Penjelasan Mengenai Badai Sitokin -->
SRU 2025 Lebaran 2025
IKLAN PENERJEMAH HUT RI 2023 VNNCOID

Berbahaya! Inilah Penjelasan Mengenai Badai Sitokin

, 8/24/2021 07:37:00 PM

 

Ilustrasi pasien penderita Badai Sitokin (Alodokter.com).

 Vnn.co.id, Tangerang – Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih belum berakhir. Namun, masyarakat justru dibuat semakin khawatir dengan ramainya pembahasan mengenai badai sitokin yang dapat menyerang pasien penderita Covid-19 dan dikatakan dapat membahayakan nyawa si penderita. Badai sitokin ini mulai ramai diperbincangkan setelah presenter Deddy Corbuzier mengatakan bahwa dirinya sempat terpapar Covid-19 dan mengalami badai sitokin yang membuatnya hampir meninggal dunia.


Sitokin merupakan sejenis protein yang memiliki peran dalam sistem kekebalan tubuh, di mana saat tubuh dalam kondisi normal sitokin akan membantu sistem imun melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.


Lalu, Apa Itu Badai Sitokin?

 

Dilansir dari alodokter.com, Badai sitokin adalah suatu kondisi di mana ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dengan jangka waktu yang sangat cepat. Hal tersebut justru dapat membuat imun menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat sehingga dapat menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi akibat badai sitokin tersebut dapat membuat organ–organ dalam tubuh mengalami kerusakan atau gagal berfungsi. Inilah yang membuat mengapa badai sitokin berbahaya dan dapat merenggut nyawa.

 

“Sitokin yang diproduksi secara berlebihan dalam tubuh disebabkan karena adanya reaksi infeksi. Setiap orang dapat menghasilkan reaksi yang berbeda ketika mengalami badai sitokin ini, tergantung dari bagaimana kondisi tubuh si pasien dan bagaimana tubuh si pasien bereaksi,” jelas dr. Aulia Gustina dalam keterangan tertulis pada Selasa (24/08).

 

Badai Sitokin ini sangat berbahaya, terutama bagi para penderita Covid-19. Badai sitokin inilah yang membuat mengapa para penderita Covid-19 mengalami sesak napas, sebab badai sitokin menyerang jaringan paru–paru dan juga pembuluh darah dan membuat kantung udara di paru–paru dipenuhi oleh cairan yang membuat tidak terjadinya pertukaran udara dalam paru–paru.

 

Beberapa gejala yang timbul ketika mengalami badai sitokin, di antaranya ialah batuk, kelelahan, mual, sakit kepala, ruam pada kulit, napas yang tidak teratur (cepat), tekanan darah rendah, nyeri otot, menggigil, kejang, bahkan halusinasi. Gejala lainnya yang ditimbulkan oleh badai sitokin ini pada penderita Covid-19 ialah demam dan sesak napas yang membuat pasien membutuhkan alat bantu napas karena kesulitan untuk bernapas. Kondisi badai sitokin ini biasanya akan muncul setelah 6–7 hari dari gejala Covid-19 muncul pada pasien Covid-19.


“Tentu saja badai sitokin ini bisa disembuhkan dengan penanganan rumah sakit, seperti pemantauan tanda vital pada pasien dan perawatan lainnya sesuai dengan gejala pasien,” kata dr. Aulia Gustiana.

 

Dilansir dari Tempo.com, cara yang tepat untuk menghambat respons pada peradangan hiper yang dapat menyebabkan badai sitokin adalah dengan cara terapi imunoregulator. Terapi imun yang dilakukan dapat mengurangi efek kerusakan yang ditimbulkan secara langsung. Namun, hingga saat ini studi klinis masih dilakukan untuk mengevaluasi opsi pengobatan untuk menghambat badai sitokin tersebut.

 

Rep: Alfi Khaerotunnisa

Red: Mega

TerPopuler

close