![]() |
Ilustrasi pasien penderita Badai Sitokin (Alodokter.com). |
Sitokin merupakan sejenis protein yang memiliki peran dalam sistem kekebalan tubuh, di mana saat tubuh dalam kondisi normal sitokin akan membantu sistem imun melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.
Lalu, Apa Itu Badai Sitokin?
Dilansir dari alodokter.com, Badai sitokin adalah suatu kondisi di mana ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dengan jangka waktu yang sangat cepat. Hal tersebut justru dapat membuat imun menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat sehingga dapat menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi akibat badai sitokin tersebut dapat membuat organ–organ dalam tubuh mengalami kerusakan atau gagal berfungsi. Inilah yang membuat mengapa badai sitokin berbahaya dan dapat merenggut nyawa.
“Sitokin yang diproduksi secara berlebihan dalam tubuh disebabkan karena adanya reaksi infeksi. Setiap orang dapat menghasilkan reaksi yang berbeda ketika mengalami badai sitokin ini, tergantung dari bagaimana kondisi tubuh si pasien dan bagaimana tubuh si pasien bereaksi,” jelas dr. Aulia Gustina dalam keterangan tertulis pada Selasa (24/08).
Badai Sitokin
ini sangat berbahaya, terutama bagi para penderita Covid-19. Badai sitokin
inilah yang membuat mengapa para penderita Covid-19 mengalami sesak napas,
sebab badai sitokin menyerang jaringan paru–paru dan juga pembuluh darah dan
membuat kantung udara di paru–paru dipenuhi oleh cairan yang membuat tidak
terjadinya pertukaran udara dalam paru–paru.
Beberapa gejala yang timbul ketika mengalami badai sitokin, di antaranya ialah batuk, kelelahan, mual, sakit kepala, ruam pada kulit, napas yang tidak teratur (cepat), tekanan darah rendah, nyeri otot, menggigil, kejang, bahkan halusinasi. Gejala lainnya yang ditimbulkan oleh badai sitokin ini pada penderita Covid-19 ialah demam dan sesak napas yang membuat pasien membutuhkan alat bantu napas karena kesulitan untuk bernapas. Kondisi badai sitokin ini biasanya akan muncul setelah 6–7 hari dari gejala Covid-19 muncul pada pasien Covid-19.
“Tentu saja
badai sitokin ini bisa disembuhkan dengan penanganan rumah sakit, seperti
pemantauan tanda vital pada pasien dan perawatan lainnya sesuai dengan gejala
pasien,” kata dr. Aulia Gustiana.
Dilansir dari Tempo.com, cara yang tepat untuk menghambat
respons pada peradangan hiper yang dapat menyebabkan badai sitokin adalah
dengan cara terapi imunoregulator. Terapi imun yang dilakukan dapat mengurangi
efek kerusakan yang ditimbulkan secara langsung. Namun, hingga saat ini studi
klinis masih dilakukan untuk mengevaluasi opsi pengobatan untuk menghambat
badai sitokin tersebut.
Rep: Alfi
Khaerotunnisa
Red: Mega