Vnn.co.id, Tangerang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
memprediksi bahwa Indonesia akan kembali mengalami La Nina yang dapat
menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem pada akhir tahun 2021. Pada akhir tahun
2020 sampai awal tahun 2021, Indonesia telah mengalami cuaca ekstrim akibat La
Nina yang menyebabkan banjir di berbagai daerah. Adanya peningkatan masa udara
basah dari Samudera Pasifik menuju Indonesia membuat Indonesia akan kembali
mengalami La Nina.
La
Nina merupakan sebuah fenomena cuaca ekstrim di mana dalam kondisi tersebut
curah hujan akan meningkat di suatu wilayah. Tingginya curah hujan tersebutlah
yang akan menimbulkan kebanjiran di berbagai wilayah, seperti halnya yang
terjadi pada akhir tahun 2020 sampai awal tahun 2021 lalu. Fenomena La Nina ini
tidak akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia, hanya di beberapa
wilayah saja.
Dilansir
dari Katadata.com, pada 2020
fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat sebanyak 40%,
dan di beberapa wilayah lainnya meningkat hingga 80%. Pada tahun ini, sejumlah
wilayah di Indonesia yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar
dari biasanya saat fenomena La Nina terjadi ialah sebagian wilayah Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara,
Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi,
Maluku Utara bagian barat, Papua bagian selatan, dan Pulau Seram bagian
selatan.
Adanya
prediksi terjadinya fenomena La Nina yanga dapat menyebabkan kondisi–kondisi ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai petir, bahkan angin puting beliung yang
kemungkinan akan terjadi pada bulan September hingga Januari 2022 mendatang,
maka dari itu masyarakat diharapkan untuk selalu waspada terhadap kondisi
ekstrem tersebut.
“Mohon
masyarakat untuk mewaspadai terjadinya angin kencag, puting beliung, kemudian
hujan es juga berpotensi dapat terjadi. Dan kemudian dalam satu hari dapat
terjadi cuaca yang tidak menentu,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati yang
dikutip dari Katadata.com pada Jumat
(27/08).
Sementara,
sejumlah prakiraan lain melalui Indian Ocean Dipole menyebutkan bahwa femomena
cuaca yang terjadi di Samudera Pasifik tidak akan berdampak buruk atau netral
terhadap cuaca di Indonesia, dalam kata
lain peluang Indonesia akan mengalami kondisi ekstrem akibat fenomena tersebut
tidak ada. Namun, masyarakat tetap perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya
kondisi ekstrim tersebut.
“Khawatir, sih pasti, ya kalau bener bakal terjadi cuaca ekstrem gitu, karena kan harus
kerja juga gitu. Kalau sampai hujan deres terus banjir kan jadinya menghambat juga,
harus cari jalan alternatif lain biar bisa sampai ke kantor dengan aman dan
abisin waktu lebih lama lagi pastinya. Tapi, ya semoga normal–normal aja, deh,”
kata Ayu, salah seorang warga di Kabupaten Tangerang.
Reporter
: Alfi Khaerotunnisa