Badai La Nina Diprediksi Kembali Terjadi di Indonesia -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Badai La Nina Diprediksi Kembali Terjadi di Indonesia

, 8/27/2021 07:40:00 PM

 

Ilustrasi Badai La Nina (freepik.com).

Vnn.co.id, Tangerang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa Indonesia akan kembali mengalami La Nina yang dapat menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem pada akhir tahun 2021. Pada akhir tahun 2020 sampai awal tahun 2021, Indonesia telah mengalami cuaca ekstrim akibat La Nina yang menyebabkan banjir di berbagai daerah. Adanya peningkatan masa udara basah dari Samudera Pasifik menuju Indonesia membuat Indonesia akan kembali mengalami La Nina.

 

La Nina merupakan sebuah fenomena cuaca ekstrim di mana dalam kondisi tersebut curah hujan akan meningkat di suatu wilayah. Tingginya curah hujan tersebutlah yang akan menimbulkan kebanjiran di berbagai wilayah, seperti halnya yang terjadi pada akhir tahun 2020 sampai awal tahun 2021 lalu. Fenomena La Nina ini tidak akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia, hanya di beberapa wilayah saja.

 

Dilansir dari Katadata.com, pada 2020 fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat sebanyak 40%, dan di beberapa wilayah lainnya meningkat hingga 80%. Pada tahun ini, sejumlah wilayah di Indonesia yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya saat fenomena La Nina terjadi ialah sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Papua bagian selatan, dan Pulau Seram bagian selatan.

 

Adanya prediksi terjadinya fenomena La Nina yanga dapat menyebabkan kondisi–kondisi ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai petir, bahkan angin puting beliung yang kemungkinan akan terjadi pada bulan September hingga Januari 2022 mendatang, maka dari itu masyarakat diharapkan untuk selalu waspada terhadap kondisi ekstrem tersebut.

 

“Mohon masyarakat untuk mewaspadai terjadinya angin kencag, puting beliung, kemudian hujan es juga berpotensi dapat terjadi. Dan kemudian dalam satu hari dapat terjadi cuaca yang tidak menentu,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati yang dikutip dari Katadata.com pada Jumat (27/08).

 

Sementara, sejumlah prakiraan lain melalui Indian Ocean Dipole menyebutkan bahwa femomena cuaca yang terjadi di Samudera Pasifik tidak akan berdampak buruk atau netral terhadap cuaca di Indonesia, dalam kata lain peluang Indonesia akan mengalami kondisi ekstrem akibat fenomena tersebut tidak ada. Namun, masyarakat tetap perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya kondisi ekstrim tersebut.

 

“Khawatir, sih pasti, ya kalau bener bakal terjadi cuaca ekstrem gitu, karena kan harus kerja juga gitu. Kalau sampai hujan deres terus banjir kan jadinya menghambat juga, harus cari jalan alternatif lain biar bisa sampai ke kantor dengan aman dan abisin waktu lebih lama lagi pastinya. Tapi, ya semoga normal–normal aja, deh,” kata Ayu, salah seorang warga di Kabupaten Tangerang.

 

Reporter : Alfi Khaerotunnisa

Red: Mega

TerPopuler

close