 |
| Pembelajaran Tatap Muka. Foto: CNN Indonesia |
VNN.co.id, Pendidikan - Kabar gembira bagi anak-anak sekolah yang telah satu tahun lebih mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh atau disebut dengan PJJ khususnya di wilayah DKI Jakarta. Pemerintah telah berencana untuk melanjutkan kembali kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di sekolah-sekolah Jakarta dengan pembatasan jumlah siswa dan waktu pembelajaran. Tidak seperti Pembelajaran Tatap Muka sebelum adanya pandemi, kebijakan ini menuntut persiapan dari berbagai pihak untuk mensukseskan kebijakan ini. Selain itu penerapan protokol kesehatan menjadi sangat penting diterapkan oleh warga sekolah.
Lalu apa lagi yang perlu dipersiapkan oleh siswa, keluarga dan pihak sekolah dalam menerapkan kebijakan PTM?
Menurut World Health Organization, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Fasilitas sarana dan prasarana sekolah
Terkait hal ini, sekolah perlu memastikan adanya sirkulasi udara yang baik di setiap kelas. Diharapkan jendela ataupun ventilasi dalam keadaan bersih untuk menjadi tempat keluar dan masuknya udara secara bebas. Selanjutnya kelas yang memiliki pemanas dan atau pendingin ruangan (AC) perlu diperiksa, dirawat dan dibersihkan secara teratur. Selain itu sekolah perlu menyiapkan peralatan lain yang menunjang penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, sabun cuci tangan, pengukur suhu, jarak meja dan kursi di kelas dan jarak kursi di lingkungan sekolah.
2. Menggunakan Masker
Setiap siswa, guru, tenaga pendidik maupun staff yang berada di lingkungan sekolah wajib tetap mengenakan masker dan tidak membukanya selama berkegiatan di sekolah. Masker perlu digunakan dengan benar yaitu menutupi hidung dan mulut serta sebaiknya mengenakan double masker secara tepat. Penggunaan double masker yang benar adalah masker medis terlebih dahulu baru menggunakan masker kain. Kebersihan masker pun wajib diperhatikan oleh semua pihak.
3. Jaga jarak dan mencuci tangan
Tindakan ini perlu diterapkan oleh warga sekolah baik di sekolah maupun di tempat lain seperti transportasi umum. Di sekolah, untuk dapat mengatur jarak aman perlu diadakan pembatasan jumlah siswa, guru maupun tendik yang bekerja. Seluruh warga sekolah pun perlu menjaga dirinya selama perjalanan ke sekolah maupun pulang dari sekolah. Jaga jarak dan mencuci tangan dapat menjadi cara melindungi diri dan orang lain ketika menggunakan kendaraan umum dan pribadi.
4. Bertanya pada Guru/Orang Tua
Wajar bagi siswa ketika mengalami kecemasan atau ketakutan untuk menerapkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di masa pandemi, untuk itu siswa dipersilahkan untuk bertanya ataupun berkonsultasi dengan orang tua dan atau guru. Mengajukan pertanyaan atas hal-hal yang tidak diketahui diharapkan dapat membantu siswa menerapkan kebijakan ini. Siswa diharapkan dapat melindungi diri dan mengedukasi orang lain di sekolah untuk menerapkan prokes. Apabila siswa merasa tidak sehat, sampaikanlah hal itu kepada guru atau orang tua.
5. Mengajar dan menjadi model bagi siswa
Guru dan orang tua wajib mendidik siswa dalam menerapkan protokol kesehatan dan perilaku-perilaku lain untuk mencegah penyebaran virus. Pendidikan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan selama berkegiatan di luar rumah menjadi perhatian utama bagi guru dan orang tua juga. Orang tua dan guru pun diharapkan dapat aktif bertanya kepada siswa mengenai kegiatannya disekolah untuk memberikan rasa aman bagi siswa. Selain itu, kerjasama antara orang tua dan sekolah menjadi penunjang bagi kesuksesan pelaksanaan PTM.
Masih banyak lagi yang perlu diperhatikan oleh sekolah untuk menerapkan kebijakan ini. Sekolah dapat memperhatikan kesehatan guru, tenaga pendidik dan siswa sebelum dan selama pembelajaran berlangsung. Screening awal untuk mendeteksi kesehatan warga sekolah dapat menjadi langkah tepat bagi sekolah untuk mencegah penyebaran virus. Selanjutnya, mendukung warga sekolah untuk memperoleh vaksin juga perlu diperhatikan oleh sekolah. Berdasarkan hal ini, sudah siapkah kamu untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka?
---
Penulis: Shania Dea Menany Soputan
Editor: Sukmasih
