Beras Lokal Terserap Program Pemerintah, Petani: Terima Kasih Bu Camat dan Pak Bupati -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Beras Lokal Terserap Program Pemerintah, Petani: Terima Kasih Bu Camat dan Pak Bupati

, 6/18/2021 08:49:00 AM
Para petani mem-packing beras yang sudah di produksi di tempat pengepul BumDes Mekar Jaya, Desa Mekar Baru.


Vnn.co.id, Selatpanjang
- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti membuat terobosan untuk menyejahterakan para petani di daerahnya. Di mana beras tersebut akan digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai yang dianggarkan pada APBD Perubahan mendatang.

Selain itu, Bupati juga mendorong para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungannya untuk berkontribusi terhadap sektor pertanian dengan membeli dan mengonsumsi beras lokal produksi petani di Rangsang Barat yang notabene sebagai kecamatan penghasil gabah terbesar.

Adapun cara yang dilakukan itu, selain untuk menyerap hasil panen juga untuk menjaga stabilitas harga. Dengan demikian tentunya para petani lokal tersebut tidak lagi pusing untuk memasarkan beras hasil produksinya yang selama ini terus terjadi bahkan seperti menjadi persoalan klasik.

"Dengan membeli dan mengonsumsi beras petani, akan membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani itu sendiri. Jadi kita akan meneruskan kebijakan lama, di mana pada APBD Perubahan mendatang akan ada program bantuan langsung tunai (BLT) tapi akan dikemas bukan dengan uang tapi akan mengambil produk-produk lokal, seperti beras ladang, mie sagu dan lainnya," kata Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil.

Ke depannya, dalam 1 bulan Pemkab Kepulauan Meranti akan membutuhkan sebanyak 350 ton beras untuk dibagikan kepada 35.000 KK.

"Kita akan lihat anggaran dan kesanggupan para petaninya dulu, apakah bisa mengakomodir permintaan beras sebanyak itu, dan itu akan kita serap semuanya. Untuk saat ini kita mau ambilnya Rp 9.000 dulu, dengan kondisi seperti ini maklumlah. Saat ini petani mengeluh gabah kering itu harganya murah yakni Rp 3.500, nanti kita tingkatkan jadi Rp 5.000, jadi beras bisa dijual dengan harga Rp 9.000. Ini, kan bisa membantu meringankan beban petani dan penerima bantuan langsung tunai," ujar Adil.

Sebelumnya Petani di Kecamatan Rangsang Barat, ketika sudah memasuki musim panen agak kesulitan menjual gabah mereka, karena musim panen ini kurang mendapat sambutan baik dari sejumlah pengepul atau penggiling padi di wilayah itu.

Pasalnya, pengepul juga mengaku kesulitan untuk menjual beras hasil pembelian gabah dari petani setempat.

Salah satu pengepul, yakni Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Mekar Jaya, Desa Mekar Baru, Kecamatan Rangsang Barat juga kesulitan untuk memasarkan beras hasil produksinya.

"Waktu itu sebelum susah jual, gabah yang dibeli dari petani dan beras yang sudah digiling masih tersimpan rapi di gudang," kata Direktur BumDes Mekar Jaya, Imam BR beberapa waktu lalu.

Melihat kondisi tersebut, Camat Rangsang Barat, Juwita Ratna Sari mencoba segala cara, di mana pada awalnya memboyong para pengepul untuk menjajaki kerjasama dengan distributor beras di Kota Selatpanjang, ibukota Kepulauan Meranti, namun upaya itu belum berhasil. Karena tidak tahu lagi mau dijual ke mana, camat juga membawa pengepul, KTNA dan Gapoktan untuk berkoordinasi dengan Disdagprinkop-UKM Kabupaten Kepulauan Meranti, namun hingga kini juga belum ada titik terangnya.

Tidak patah semangat, Camat juga membuat gebrakan yang lain, yakni menggelar Bazar Beras di Taman Cik Puan Selatpanjang selama bulan Ramadhan. Launching perdana beras Rangsang Barat yang dibuka oleh Bupati itu pun ramai diserbu pembeli.

Berawal dari sana, sebanyak 14 ton habis terjual, selain itu 40 ton juga habis diborong Bupati yang diperuntukkan untuk kebutuhan pribadi dan untuk seluruh OPD.

"Berkat perjuangan Bu camat, beras di gudang kami ludes terjual dan kami pun kembali membeli gabah dari para petani. Untuk itu terimakasih tidak terhingga kami sampaikan, semoga ini bisa membantu dan menyejahterakan para petani kita," ungkap Imam.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Rangsang Barat, Hafidz Hidayat selama ini dinas terkait hanya membantu petani di bagian hulunya saja seperti cetak sawah, pengadaan bibit dan lain sebagainya, sementara di bagian hilir seperti ketika panen, petani tidak bingung untuk menjualnya.

Salah satu penyebabnya adalah beras lokal kalah saing dengan beras produksi luar dan jarang sekali mendapatkan tempat bagi para konsumen yang telah memilih beras dengan brand yang terkenal.

Dengan adanya sentuhan dari pihak kecamatan, saat ini para petani yang berasnya diakomodasikan oleh para pengepul bisa tersenyum gembira.

"Kami dari KTNA bersama Gapoktan dan BumDes sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah dan kepada Bu Camat yang telah memfasilitasi dan memberikan jalan ke Bupati untuk menyerap beras dari petani. Ini sangat membantu apa yang menjadi keluhan para petani dan pengepul selama ini," kata Hafidz Hidayat.

Ditambahkan, dalam dekat KTNA akan melakukan penandatanganan kerjasama bersama Pemkab Kepulauan Meranti dalam hal pengadaan beras untuk BLT.

"Dalam waktu dekat ini kita akan lakukan MoU bersama Bupati untuk pengadaan beras yang digunakan untuk BLT dengan permintaan sebanyak 50 ton per bulan dengan harga yang telah disepakati, dan ini sangat mengurangi beban kami dan dirasakan sangat membantu. Terimakasih atas tanggapan pemerintah daerah dan tentunya sepak terjangnya Bu Camat yang tidak bisa dilupakan sehingga beras kita bisa menembus pasar sejauh ini dan kedekatannya bersama petani sangat akrab," ungkapnya.

Permintaan beras sebanyak 50 ton per bulan itu bisa terpenuhi, sebab untuk seluruh wilayah Rangsang Barat, produksi beras mencapai 65 ton per bulan.

Ketua KTNA itu juga mengatakan, untuk kestabilan harga pihaknya meminta kepada para petani untuk tidak lagi menjual beras kepada para tengkulak.

"Jika nanti program ini lancar, kita anjurkan kepada para petani untuk tidak lagi menjual kepada para tengkulak, selain harga beli gabahnya sangat murah ini juga dimaksudkan agar ada kestabilan harga, selama ini kita perang harga dengan mereka padahal kita beli dengan harga agak tinggi semata-mata hanya untuk membantu para petani, hanya saja kekuatan modal kita tidak sebesar mereka," pungkasnya.

Camat Rangsang Barat, Juwita Ratna Sari menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Kepulauan Meranti yang telah membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani khususnya di Rangsang Barat selama ini kesulitan untuk memasarkan hasil produksinya. 

"Dengan sudah adanya solusi dari Pak Bupati, tentu para petani sangat terbantu. Selain harga yang telah disepakati, kemudian berapa jumlah yang dibutuhkan petani juga siap untuk menyediakan. Jadi kedepannya tinggal melaksanakan saja sesuai dengan kesepakatan yang nantinya akan ada MoU dengan dinas terkait," ungkapnya. 

Mantan Lurah Selatpanjang Barat ini mengaku sebelumnya petani kesulitan untuk memasarkan berasnya sehingga beras banyak menumpuk di gudang atau rumah petani, kemudian dirinya membuat terobosan dalam upaya menyejahterakan petani lokal. 

"Yang pertama kita mengenalkan dulu beras kita, karena selama ini masyarakat kita, kan kurang kenal, jadi kita promosikan dulu beras ladang asli petani lokal kita. Cara itu kita lakukan dengan membuka bazar di Selatpanjang dan itu merupakan solusi jangka pendek, sedangkan jangka panjangnya sudah kita koordinasikan kepada bupati dan itu sudah disambut baik," ujarnya.

"Alhamdulillah Pak Bupati juga sudah mendukung dengan melaksanakan program BLT untuk menggunakan beras ladang sebagai bantuan untuk masyarakat Meranti. Saya kira itu sudah menyelesaikan masalah yang dihadapi petani selama bertahun-tahun ini. Permasalahan yang selama ini yang dialami oleh petani Rangsang Barat dimana sulit untuk memasarkan berasnya dan harga pun belum terstandar kini sudah terpecahkan," pungkasnya.

Penulis: Suci Al Kampari 

Editor: Mega 

TerPopuler

close