Pemkot Turun Tangan Terkait Video Keluhkan Harga Pecel Lele Malioboro, PPLM Sebut 'Mengada-ada' -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Pemkot Turun Tangan Terkait Video Keluhkan Harga Pecel Lele Malioboro, PPLM Sebut 'Mengada-ada'

, 5/26/2021 09:25:00 PM

 

Pecel lele (Resepedia).

Vnn.co.id, Yogyakarta – Sebuah video seorang pelancong perempuan yang mengeluhkan harga pecel lele di Yogyakarta viral di sejumlah mesia sosial. Bahkan mengundang reaksi keheranan dari Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM).

Pasalnya, perempuan dalam video tersebut mengungkapkan kesal harus membayar Rp 20 ribu untuk pecel lele dan Rp 7 ribu untuk nasi. Tidak sampai di situ, ia juga harus merogoh Rp 10 ribu lagi untuk mendapatkan lalapan.

Hal itu membuat Pemkot Yogyakarta turun mencari tahu warung yang dimaksud. Namun berdasarkan pengakuan PPLM, video itu dibuat dengan mengada-ada sebab sudah ada patokan harga makanan di Malioboro.

“Paling mahal, ayam kampung Rp 30 ribu. Itu sudah plus lalapan,” ujar Desio Hartonowati selaku Ketua PPLM, Rabu (26/5/21).

Desio lalu menjelaskan bahwa harga makanan di kawasan Malioboro dipantau secara periodik oleh PPLM. Apabila terdapat warung anggota PPLM yang mematok harga tidak sesuai akan diberikan sanksi, yakni dilarang berjualan untuk selamanya.

Harga pecel lengkap satu paket, kata Desio, di Malioboro maksimal Rp 18 ribu. Sedangkan harga ayam kota Rp 25 ribu, sudah ada sepaket nasi dan lalapan plus sambal.

“Itu harga maksimal atau yang paling tinggi. Dibawah Rp 18 ribu paket pecel lele banyak, juga harga paket ayam kota Rp 25 ribu,” terangnya.

Minuman juga ada patokan harga, seperti es jeruk maksimal Rp 4 ribu, es teh Rp 4 ribu. Harga-harga tersebut sudah sesuia dengan kesepakatan dengan anggota PPLM.

Desio lalu meminta kepada wisatawan agar mencari tahu harga makanan sebelum singgah di warung makan. Dapat jua melihat-lihat dafttar menu yang ditempel atau diletakkan di meja. Sehingga apabila tidak ditemukan adanya daftar harga, Desio menyarankan untuk melaporkannya kepada pihaknya.

Ia juga mengimbau agar para pelancong tidak nudah terbujuk, sebab di musim liburan ada saja oknum yang memanfaatkan situasi dan kondisi.

“Kalau anggota kami masih bisa dikontrol. Yang kami khawatirkan adalah oknum-oknum yangsekadar mencari keuntungan, tidak memiliki handarbeni (rasa memiliki) terhadap Malioboro,” tutur Desio.

Red: Mega

 

TerPopuler

close