Buka Trayek Baru, Strategi PO Haryanto Bertahan di Tengah Pandemi -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Buka Trayek Baru, Strategi PO Haryanto Bertahan di Tengah Pandemi

, 4/01/2021 02:18:00 PM

Bus PO Haryanto (VNN/Ramdhan)


Vnn.co.id, Jakarta - Sejak awal 2020 lalu saat Pandemi virus Covid-19 masuk ke Indonesia, sekiranya telah memukul dunia transportasi. Salah satunya Perusahaan Otobus (PO) Haryanto yang telah melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi krisis akibat penurunannya jumlah penumpang. Salah satu cara yang dilakukan dengan membuka trayek baru.

Direktur Operasional PO Haryanto, Rian Mahendra yang merupakan anak dari pemilik PO Haryanto (Haji Haryanto) menyampaikan secara umum bus yang melayani rute Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) seperti PO Haryanto tidak mengalami penurunan okupansi penumpang yang signifikan. Beda dengan bus pariwisata yang trafiknya menurun drastis.

"Kalau dari segi okupansi memang ada pengurangan. Berapa persennya, tergantung wilayah. Kalau untuk PO Haryanto, sejak pandemi sampai sekarang, penurunan okupansi paling cuma 10-15%," ucapnya.

"Tapi paling kepukul itu dunia pariwisata. Karena bus pariwisata itu penurunan (penumpangnya) sampai 80%," tuturnya. 

Ia juga menjelaskan jika jumlah penumpang bus PO Haryanto per bulannya antara 95 ribu hingga 100 ribu penumpang. PO Haryanto juga mulai membuka trayek-trayek baru, seperti Malang-Jakarta, dan juga ke wilayah Pantura. Sebelumnya, PO Haryanto fokus di rute Muria Raya, Madura, Solo, dan Yogyakarta.

"Awal pandemi dulu, kita belum punya wilayah-wilayah baru seperti di Pantura sama Malang. Jadi jumlah penumpang dulu sama sekarang ya sama saja. Cuma sekarang ketambahan wilayah gitu saja," lanjutnya.

Melakukan ekspansi ke jalur-jalur baru yang lebih produktif memang bisa lebih menguntungkan. Akan tetapi, jika okupansi penumpang selama pandemi menurun drastis, Rian sendiri juga menyarankan kepada para pemilik PO lainnya supaya lebih bersabar, dengan cara mengurangi biaya operasional.

"(Secara umum) kalau di PO Haryanto ya nggak terlalu berasa (kesulitannya). Cuma, kalau kita lihat rekan-rekan (PO) yang ada ya bisa sampai 40-60% penurunan okupansi mereka," katanya lagi.

"Karena masa-masa ini bisa dilawan karena skala global. Kita nggak bisa ngapa-ngapain selain bersabar. Saran ke teman-teman, ngurangin operasional jelas. Sabar saja dan mulai fokus di jalur-jalur yang masih produktif. Karena itu sifatnya biar kita nggak terbebani biaya operasional yang terlalu banyak. Jadi tahun-tahun ini adalah tahun untuk bertahan saja. Bukan waktu yang tepat untuk menyerang atau ekspansi ke mana-mana," tutupnya.



Jurnalis : Qolbi
Redaktur : Ramdhan

TerPopuler

close