Logo BlackBerry (Foto: Wikimediacommons). |
Vnn.co.id, Teknologi - Masih ingat dengan
ponsel yang sempat jadi raja smartphone? Yupz, BlackBerry dipastikan akan kembali ke pasar ponsel dunia tahun ini.
Pasalnya, tahun lalu, kabar mengejutkan datang dari vendor smartphone asal Kanada,
Blackberry yang mengumumkan pemutusan kerjasama dengan TCL Communication dalam
memproduksi ponsel berbasis Android.
Mulai 31 Agustus 2020, perusahaan
China TCL Communication akan menghentikan penjualan smartphone BlackBerry. Hal
ini diumumkan langsung oleh Blackberry melalui akun twitter resminya.
Kabar ini pun secara tidak langsung
melengkapi kisah terpuruknya Blackberry dari tahun ke tahun. Padahal Balckberry
dengan aplikasi pesan singkatnya yaitu BBM pernah sempat jaya di awal tahun
2000-an.
Dilansir
dari Business Insider, berawal pada tahun 1984, dua mahasiswa teknik di Kanada,
Mike Lazaridis dan Douglas Fregin, membentuk Research in Motion (RIM), yang
nantinya berganti nama menjadi Blackberry Limited.
Perusahaan ini sebagian besar
berkecimpung dalam proyek-proyek acak seperti membuat sistem LED untuk GM,
jaringan lokal untuk IBM, dan bahkan sistem pengeditan film yang memenangkan
Oscar pada tahun 1998.
Lanjut pada tahun 1989, perusahaan
telepon Kanada Rogers mengontrak RIM untuk bekerja membuat jaringan
Mobitex-nya, sebuah sistem yang dirancang khusus untuk pengiriman pesan, yang
menjadikan RIM sebagai pakar awal dalam aplikasi pesan singkat.
Maju ke tahun 1996, ketika RIM
membuat pager dua arah pertamanya. Selama beberapa tahun ke depan,
perusahaan terus mengembangkan desain itu secara bertahap menambahkan fitur
seperti layar warna, WiFi, pesan instan, dan penelusuran web.
Akhirnya pada tahun 2002,
perusahaan meluncurkan BlackBerry 5810, perangkat ponsel pertama dari RIM yang
mendukung jaringan nirkabel GSM dan GPRS. Ponsel ini ditujukan ke segmen
korporasi. Lanjut pada tahun 2006, RIM menambahkan teknologi trackball sehingga
pengguna dapat menggulir layar.
Hingga pada tahun 2008, Blackberry
meluncurkan ponsel dengan layar sentuh pertama, Blackberry Storm dan ditahun
yang sama mendapat keuntungan besar diperkirakan sebanyak 49 juta pound
sterling
Bahkan BlackBerry pernah dinilai
sebagai rajanya smartphone, karena berhasil menjual lebih dari 50 juta unit
pada puncaknya pada 2011. Pada suatu waktu, BlackBerry pun mampu menguasai 50%
pasar smartphone di Amerika Serikat dan 20% secara global. Sayangnya permintaan
menurun dengan cepat dan Blackberry makin terpuruk pada tahun 2016.
Kesuksesan yang terus didapati
BlackBerry, membuatnya cepat berpuas diri. Manajemen enggan menanggapi serius
kehadiran iPhone dan android serta beralihnya industri seluler ke tampilan
layar sentuh, seperti dikutip the Verge.
Ternyata keputusan ini salah.
Perubahan teknologi ke layar sentuh dan kehadiran android terutama, membuat
BlackBerry mulai ditinggalkan. Banyak para developer mengembangkan layanan
pesan instan di Android yang bersifat terbuka ketimbang di BlackBerry.
Pada kurun waktu 2013-2015,
Blackberry terus melakukan pengurangan pegawai di tengah kesulitan bersaing
dengan Android dan iOS. BB memutuskan untuk fokus pada bisnis software untuk
perusahaan.
Salah satu yang fenomenal adalah WhatsApp. Layanan pesan instan ini pun dengan cepat dipakai banyak orang karena pengguna bisa berkomunikasi dengan pengguna ponsel bermerek lain.
BlackBerry memang menyadari kesalahannya. Manajemen akhirnya
meluncurkan BBM versi android. Namun, hal ini ternyata sudah terlambat.
Strategi menutup diri yang diterapkan sebelumnya telah memberikan jalan bagi
layanan pesan instan lainnya untuk tumbuh dengan cepat.
Ponsel pintar BlackBerry versi baru akan digarap
dalam kemitraan perusahaan OnwardMobility yang berbasis di Texas dengan
BlackBerry dan FIH Mobile. Ponsel legendaris itu dijanjikan tidak sekadar
mengusung nostalgia masa silam.
"Perlu untuk mengombinasikan
yang terbaik dari masa silam dan nostalgia yang ada, dengan inovasi masa kini
dan melakukan hal itu adalah krusial bagi kami." Demikian tutur Peter Franklin CEO OnwardMobility yang dilansir dari Mobile World Live.
BlackBerry dipastikan akan menghadirkan nostalgia ponsel qwerty keyboard fisik. Fitur ini adalah salah satu
yang membuat BlackBerry digemari banyak orang kala itu.
Peter
Franklin berpikir bahwa keyboard fisik akan memberikan dorongan besar pada
aspek produktivitas, dan tujuan jangka panjangnya, pada akhirnya adalah mulai
membuat ponsel BlackBerry di wilayah AS.
Hal yang paling ditonjolkan juga
adalah keamanannya, seperti halnya di masa silam BlackBerry dikenal tangguh
soal sekuriti. Menurut Franklin, handset yang aman dibutuhkan banyak orang,
apalagi di masa pandemi ini di mana banyak orang memakai handset untuk bekerja
dari rumah.
Meski sasaran utamanya adalah untuk
pebisnis dan kalangan pemerintah, Franklin menyebut BlackBerry anyar juga cocok
buat pemakai umum. "Satu-satunya cara agar sukses di pemerintah dan
perusahaan adalah jika konsumen juga mau memakainya," tutur dia.
Mengenai sistem operasi, dipastikan
ponsel tersebut bakal memakai sistem operasi Android. Selain itu, ia juga
dibekali konektivitas 5G yang diprediksi makin jadi tren seiring implementasi
jaringannya yang meluas.
"Mereka bersama-sama mengembangkan
ponsel model baru yang akan dijual di bawah merek BlackBerry, menampilkan
qwerty keyboard khas BlackBerry serta konektivitas 5G," tulis laporan
Nikkei Asia.
Onward
Mobility rencananya akan meluncurkan flagship BlackBerry 5G ini di Amerika
Utara dan Eropa terlebih dahulu, baru kemudian menyusul ke pasar Asia. Namun
belum diumumkan kepastian tanggalnya.
"Kami saat ini sedang berbincang dengan pelanggan dan operator di seluruh dunia, memetakan
jalur untuk distribusi ponsel andalan bermerek BlackBerry yang juga akan
menampilkan hardware kamera top-of-the-line," ujarnya.
Ponsel BlackBerry banyak dianggap
telah menjadi masa lalu, masa sekarang adalah era iPhone dan ponsel Android
merek lain. BlackBerry memang akan memakai Android, tapi tetap saja banyak yang
akan mengasosiasikannya sebagai BlackBerry seperti di masa silam.
"Handset
ini memang menarik tapi seberapa banyak orang pada saat ini yang akan kembali
ke BlackBerry? Saya pikir takkan sebanyak yang dipikir. iPhone dan Google dan
semua ponsel saat ini sudah kompetitif," cetus Cole Kachur, pengamat dari
Scotia Wealth.
Namun demikian, belum tentu
prediksi BlackBerry baru tidak begitu laku benar. Sampai sekarang, masih ada
yang cinta pada ponsel tersebut dan tentunya, kabar BlackBerry akan kembali
dipasarkan merupakan berita gembira bagi mereka.
"Saya ingin lebih banyak informasi dirilis soal BlackBerry baru. Saya benar-benar ingin tahu, saya pakai 10 tahun. Saya kira mereka sudah tamat. (Kabar) ini adalah info terbaik di 2020 bagi saya," tulis seorang fans BlackBerry di forum Reddit.
Red: Mega