 |
| Dandim Sintang, Letkol Inf. Eko Bintara Saktiawan dalam acara Podcast di Humaniora Studio bersama Mila Nurbaiti, salah satu srikandi pejuang pendidikan di batas negeri. |
Vnn.co.id, Sintang - Dialog interaktif Dandim 1205/Sintang, Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan bersama Mila Nurbaiti, S. Pd K, guru TK di perbatasan dalam acara Podcast di Humaniora Studio Kodim 1205/Sintang, Selasa malam (30/03/2021).
Mila Nurbaiti merupakan sosok pejuang pendidikan di perbatasan, khususnya di wilayah Kecamatan Ketungau Tengah, Sintang. Ia mengabdikan dirinya menjadi guru honorer di TK Tunas Harapan, Ng Merakai.
Dandim 1205/Sintang, Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan olehnya di perbatasan, kemudian mengundangnya pada Podcast di Humaniora Studio menjadi narasumber. "Ibu Mila merupakan sosok yang inspiratif dan pejuang di dunia pendidikan, khususnya di wilayah perbatasan. Kami juga bekerjasama dengan beliau dalam pengoperasian Perpustakaan Apung milik Kodim Sintang," ujar Dandim Sintang.
Mila Nurbaiti, Guru TK Tunas Harapan mengatakan, mengabdikan diri kepada Negara, berjuang melalui pendidikan di perbatasan itu sesuatu yang luar biasa, karena di sana banyak kekurangan, baik itu sarana prasarana dan media permainan untuk PAUD dan TK. Tapi itu justru menjadi penyemangat dalam menolong mereka bangkit dari pemikiran yang pesimis. "Ayo kalian juga punya potensi, bakat yang luar biasa. Kalian juga tidak kalah dengan orang yang ada di kota, saya juga adalah orang desa di pedalaman yang punya pemikiran pesimis, tidak punya mimpi besar, takut bertemu dengan orang luar, mempunyai pemikiran sempit," ujarnya saat memberikan motivasi kepada anak didiknya.
Sebagai guru, ia sangat senang dengan adanya Perpustakaan Apung di batas Negeri yang idenya berasal dari Pak Dandim Sintang dan juga disambut dengan antusias oleh anak-anak yang ada di Kecamatan Ketungau Tengah. "Kami berterima kasih atas dukungan dari pak Dandim Sintang yang telah berhasil pula mewujudkan perpustakaan apung yang kami butuhkan," pungkasnya.*
Jurnalis : Muhammad Sandi
Editor : Kana
