 |
| Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: Radar Lombok). |
Vnn.co.id, Malang - Badan Meteorolologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang merilis peristiwa gempa bumi yang terjadi di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya selama 2020 lalu. Dalam rilis tersebut, tercatat 55 peristiwa gempa bumi dengan kedalaman dan magnitudo yang berbeda.
Ma'muri, Kepala Stasiun Geofisika Karangkates mengatakan, dari 55 gempa bumi yang tercatat hanya terdapat kedalaman dangkal kurang dari 60 kilometer, menengah lebih dari 60 kilometer dan kurang dari 300 kilometer.
"Kalau kedalaman gempa yang dangkal itu terjadi 50 kali dan yang menengah itu terjadi lima kali. Sementara untuk titik (gempa bumi) 50 terjadi di laut dan lima di darat," kata Ma'muri, Senin (1/1/21) sebagaimana dilansir beritajatim.com.
Ia mengungkapkan, penyebab gempa bumi dengan kedalaman tersebut terjadi oleh dua sebab, yaitu yang pertama, dikarenakan patahan lokal atau patahan yang terjadi di sekitar sumber gempa. Ini untuk gempa yang terjadi di darat. Sedangkan di laut, gempa terjadi karena aktivitas subduksi lempeng tektonik Indo-Australia terhadap lempeng eurasia.
Berdasarkan magnitudo, gempa bumi yang terbesar tercatat 5,4 Skala Ritcher (SK), sedangkan yang terkecil adalah 2,1 SR.
Ma'muri menambahkan, dari gempa bumi yang tercatat, tidak ada gempa bumi yang merusak. Hanya saja terdapat tiga gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat, yaitu gempa bumi pada 11 Desember 2020 di barat daya Brebes, Jawa Tengah dengan magnitudo 4,2 SR dan kedalaman 5 kilometer.
"Gempanya sempat dirasakan Cirebon dan Kuningan," paparnya.
Lalu, gempa di 285 kilometer Pantai Parangtritis Yogyakarta pada 13 Desember 2020 dengan magnitudo 5,4 SR dan kedalaman 10 kilometer. "Gempa sempat dirasakan warga Yogyakarta dan Bantul," ujarnya.
Terakhir, gempa di 129 kilometer selatan Puger Jawa Timur dengan magnitudo 3,6 SR dan kedalaman 33 kilometer pada 13 Desember 2020. "Sempat dirasakan warga Puger gempa bumi itu tapi tidak sampai merusak," tandasnya.
Red: Mega
