Novel | Senandung Purnama | Episode 4 -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Novel | Senandung Purnama | Episode 4

, 12/27/2020 08:23:00 AM

 


Judul : Senandung purnama 

Genre : Romance & Action 

Penulis : Suci Al Kampari 


 #Eps.04 

 Ia sempat melirik dan memperhatikan gerakan bibirnya Tiar saat menelpon diluar mobil. 

"Sepertinya penting sekali, sampai harus keluar mobil berbicaranya." Bisik Raini. 

 Tak lama kemudian Tiar melirik padanya, entah apa yang dibicarakan olehnya, wajahnya terlihat amat serius. Setelah itu menyudahi percakapan telepon tersebut lalu kembali masuk kedalam mobil. Perjalanan dilanjutkan.. Setelah selesai memakan makanannya, Raini menatap kedepan saja

"Apa kamu kedinginan?" tanya Tiar. 

Raini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Lalu?" lanjut tanyanya. 

"Maaf, Sangat pentingkah pembicaraannya, sampai harus menjauhiku pak?" tanya Raini penasaran. 

"Owh soal itu, hmm, itu telepon dari asisten pribadiku." Entah kenapa seketika suasana menjadi canggung. Sore itu, langit masih terlihat mendung, hujanpun masih cukup deras. Tiar memperhatikan wajah cemas Raini. 

"Kenapa dia terlihat begitu cemas?" ucap batinnya. 

Ia terlihat selalu melirik pada jam tangannya tersebut. Tak lama kemudian mobil pun terhenti, seketika Raini melirik pada Tiar kebingungan. 

"Kenapa?" tanya Tiar. 

"Darimana bapak tahu rumah saya?"

"Anggap saja saya pengagum rahasiamu," jawabnya sambil mengambil payung dikursi belakang. 

Saat Tiar membukakan pintu mobil untuknya masih terlihat kalau ia jelas kebingungan. Setelah memijakkan kaki diteras rumahnya, disambutlah oleh seorang wanita paruh baya yang terlihat sinis. 

"Darimana saja kau jam segini baru pulang? mana sepedamu?" dengan nada sedikit membentak. 

"Sepedaku digantung Bu," jawabnya dengan nada seperti ketakutan. 

"Dibully lagi? Anak bodoh kau tuh, seharusnya kau balas atau lapor sama gurumu!" 

Tiar tak bisa berkata, sontak kaget melihat ternyata ibunya seperti itu. Lalu, keluarlah seorang laki-laki tua dari dalam rumah, sepertinya ayahnya. 

"Eh, ada temennya Raini, mampir dulu nak." ajakan dari ayahnya Raini. 

"Makasih pak, saya cuma mengantar saja, kok," 

"Terimakasih banyak udah mengantar Raini pulang," kata ayah Raini. 

"Iya pak sama-sama, kalau begitu saya pamit pulang dulu." 

Malampun tiba.. 

Raini yang baru saja terbaring diatas kasurnya, terkejut mendengar handphonenya berdering. Sempat ragu ia menjawab telepon masuk tersebut, sebab nomornya diprivasi. Karena rasa penasarannya, ia menjawab telepon masuk tersebut. 

 Via telepon.. 

"Apa kamu dimarahi karenaku, tadi?" tanya Tiar. 

"Maaf, ini siapa ya?" 

"Memangnya ada berapa orang tadi yang mengantarmu pulang?" tanyanya lagi. 

"Owh maaf pak Tiar," 

"jawab pertanyaanku tadi," kata Tiar. 

"Ah tidak, ibuku hanya mencemaskanku." 

"Dengan nada sedikit membentak seperti itu?" tanyanya lagi. 

"Itu karena ibuku terlalu sayang padaku," 

"Tapi yang ku baca darimu, nampak ketidakbahagiaan yang dirasakan," kata Tiar. 

"Kadang kita memandang terlalu jauh tentang kebahagiaan. Pada apa yang orang lain capai, orang lain punya dan orang lain lakukan. Padahal kebahagiaan itu sendiri dekat. Ada di dalam hati kita yang bersyukur," Jawab Raini. 

Seketika mendengar jawaban darinya, Tiar sempat termenung sambil mengaduk-aduk kopi dengan sendok pada gelasnya tersebut, lalu melihat kearah jendela dan menghampiri jendela tersebut sambil memandangi purnama yang dikelilingi bintang. 

"Apa kamu pernah diuji yang sampai beranggapan sudah tidak sanggup lagi tuk menjalaninya?" tanya Tiar lagi. 

"Allah tidak akan menguji hambanya diluar kemampuannya," sambil menjawab pertanyaan tersebut, Raini perlahan menuju jendela juga dan memandangi purnama dengan tersenyum. 

"Kita itu punya ujiannya masing-masing, ada yang capek karena kerjaan numpuk. Ada yang sedih, karena kerjaan tapi ngga ada waktu untuk keluarganya sendiri. Ada juga yang bingung, lelah, dengan roda kehidupannya. Poinnya apa sih? Poinnya, ridholah dengan apa yang ada."

Mendengar hal tersebut, terlihat mata Tiar mulai berkaca-kaca. Ada apakah sebenarnya?


Bersambung...

Editor : Kana

TerPopuler

close