Ilustrasi cuaca cerah dan terik (foto: Popularitas.com).
Vnn.co.id - Kata ‘Panas’ menduduki peringkat keempat dalam Trending Topic wilayah Indonesia di media sosial Twitter pada Sabtu (14/11). Sekitar 36.500 kicauan yang menggunakan kata ini dan tidak sedikit juga keluhan yang diutarakan oleh warganet, yang salah satunya datang dari pemilik akun @coffeisg00d. Dalam akunnya, pemilik akun itu menulis, “Panas jakarta gak kaya biasanya, ini panas bgt bgtt.”
Nyatanya, tidak hanya warganet
Jakarta dan sekitarnya saja yang merasakan suhu panas yang tidak biasanya ini,
melainkan juga warganet daerah lain, seperti warganet yang berasal dari daerah
Batu, Jawa Timur bernama Dewi Utari Suliwon misalnya. Dalam akunnya
@iniDewiUtari, Dewi menulis, “Batu hari ini panas banget, apa kabar yang di
Sidoarjo sama Surabaya?”
Dilansir dari laman
PikiranRakyat.com pada Sabtu (14/11), akhir-akhir ini juga santer kabar yang
tersebar via pesan berantai di media sosial yang menyebutkan bahwa Indonesia
sedang dilanda gelombang panas yang pada siang hari bisa menyebabkan suhu
mencapai 40 dejarat Celcius. Pesan berantai tersebut juga menyebutkan bahwa
para masyarakat dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) Indonesia, melalui laman Twitternya
@infoBMKG, dengan sigap membantah kabar tersebut dengan memberikan link hasil Press Release yang dipos pada Sabtu (14/11) di laman resmi mereka,
bmkg.go.id mengenai isu yang beredar dan meresahkan tersebut.
Dalam Press Release tersebut, BMKG menjelaskan bahwa gelombang panas
dalam ilmu klimatologi adalah suatu periode cuaca atau suhu panas yang tidak
biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih
(sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) yang disertai oleh kelembapan
udara yang tinggi. Untuk dianggap mengalami gelombang panas, suatu daerah atau
lokasi harus mencatat setidaknya suhu maksimum hariannya melebihi ambang batas
statistik, misalnya 5 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis
suhu maksimum, dan kurang lebih berlangsung selama lima hari berturut-turut.
BMKG juga mencatat bahwa suhu
maksimum di wilayah Indonesia mengalami peningkatan selama beberapa hari.
Misalnya di Bima, Sabu, dan Sumbawa, tercatat suhu pada siang sehari sebesar 36
derajat Celcius pada Kamis (12/11). Suhu tertinggi yang tercatat adalah 37,2
derajat Celcius yang terasa di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima, NTB.
Akan tetapi, catatan suhu tersebut bukanlah penyimpangan besar dari rata-rata
iklim suhu maksimum dan masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan
November. Maka dari itu, isu mengenai gelombang panas yang beredar dan meresahkan
masyarakat ini adalah tidak benar.
BMKG, dalam Press Releasenya, tidak lupa pula menyebutkan dua kemungkinan adanya peningkatan suhu maksimum dalam beberapa hari terakhir ini, yakni yang pertama kedudukan semu gerak matahari tepat berada di atas Pulau Jawa dalam perjalanannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator, sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi dua kali, yakni pada bulan April dan bulan November.
Kemungkinan kedua adalah cuaca
cerahyang menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan yang
terjadi secara lebih optimal, sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan suhu
permukaan. Cuaca cerah di region Jakarta dan sekitarnya dalam dua hari terakhir
ini terkait dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan yang
membuat cuaca cenderung menjadi lebih cerah selama dua hari terakhir.
Di akhir Press Release, BMKG menghimbau kepada masyarakat agar hanya
memperoleh informasi resmi dan terkini mengenai perubahan iklim melalui semua
jejaring sosial dan call center resmi
milik BMKG Indonesia.
Penulis : Erika Fridadixa
Editor : Mega