Nenek Tertua Berusia 120 Tahun, Simak Perjalanan Hidupnya -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Nenek Tertua Berusia 120 Tahun, Simak Perjalanan Hidupnya

, 11/05/2020 12:15:00 PM
Mbah Suparni, Nenek Tertua Berusia 120 Tahun Asal Jogja (foto : merdeka.com)


Vnn.co.id, Kulon Progo - Nenek tertua asal Jogja, Mbah Suparni yang kini usianya menginjak 120 tahun yang tinggal di Padukuhan Sandang, Kelurahan Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.

Selama hidupnya, Mbah Suparni jarang mengeluh sakit. Bahkan riwayat masuk rumah sakit pun masih bisa dihitung. Pada tahun 2017, Mbah Suparni masih berjualan jamu dengan kain selendangnya.

Mbah Suparni dikenal sebagai sosok yang mandiri dan tidak suka menggantungkan hidupnya pada anaknya maupun cucunya. Lahir di Kaligesing, Purworejo. Dan pada tahun 1945 ia pindah ke Kulon Progo setelah menikah dengan suami, Karto Pawiro. Dari pernikahannya, ia dikaruniai dua orang anak. Hingga kini ia memiliki empat cucu dan enam cicit.

Namun, pernikahannya kandas ditengah jalan, karena sang suami lebih memilih untuk merantau ke Metro, Lampung pada tahun 1965.

Di usianya yang sudah lebih dari satu abad dan mengalami zaman penjajahan, menjadi istimewa karena bisa berkomunikasi dengan tiga bahasa yaitu Bahasa Belanda, Jepang, dan Indonesia. 

Semasa hidupnya, Mbah Suparni jarang mengeluh sakit. Sebab ia selalu menjaga pikirannya untuk tetap positif selama hidup, baik dalam menghadapi masalah ataupun tidak. Menurutnya, hidup tak perlu berharap macam-macam dan tidak perlu berlebihan.

Rahasia pola hidup sehat dengan selalu mengkonsumsi sayur mayur hasil kebun sendiri dan memasaknya. Untuk minumannya, Mbah Suparni kerap meminum teh kental hasil racikannya sendiri. Teh kental ini yang menjadi resep bebas sakit selama hidupnya.

"Minum teh kental. Itu saja sama dikasih gula jawa. Minumannya kental perut jadi tidak lapar," kata Mbah Suparni.

Di masa pandemi seperti ini, Mbah Suparni memberikan nasihat agar orang-orang jangan takut dan berlebihan terhadap virus. Dikatakan Mbah Suparni, justru rasa takut itu bisa menjadi petaka bagi diri sendiri dan membuat perasaan menjadi kurang tenang.

"Yang penting kita bilang pada Nyai Among dan Kyai Among yang menjaga jasmani dan rohani kita dari lahir hingga meninggal. 'Nyai Among, Kyai Among, saya mau pergi. Kamu didepan, saya dibelakang. Kalau ada apa-apa jangan sampai kena. Beres ! Walaupun pergi kemana saja tak akan tertimpa musibah. Yang penting (memohon) pada Gusti Allah," ungkap Mbah Suparni.


Source : merdeka.com

Red : Ramdhan

TerPopuler

close