Mengenal Tino Sidin sebagai Rujukan Hari Guru Nasional -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Mengenal Tino Sidin sebagai Rujukan Hari Guru Nasional

, 11/25/2020 11:24:00 AM

Animasi Guru Tino Sidin (Foto: google.com).


Vnn.co.id - Demi memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (25/11/20),  Google pun menyuguhkan sebuah animasi sosok pria berkacamata dengan topi khas pelukis bertengger di kepalanya.

Pria terbebut memegang alat tulis sembari mengatakan, "Bagus". Lalu, di sebelahnya, terdapat anak-anak yang sedang menggambar di atas kertas.

Betul, ia adalah Tino Sidin, seorang guru gambar yang terkenal di era 80-an. Pak Tino, begitu sapaan akrabnya di telinga anak-anak generasi 80 sampai 90-an.

Pelukis sekaligus guru gambar yang terkenal dengan acaranya di stasiun TVRI tersebut lahir pada 25 November 1925 di Tebing Tinggi, Sumatra Utara.

Di usianya yang ke-20 tahun, ia memulai kariernya di dunia seni dengan mengajar sebagai guru gambar di kampung halamannya Yogyakarta.

Tahun 1969, Tino Sidin mulai tampil di stasiun televisi dengan mengisi acara "Gemar Menggambar" yang tayang di TVRI lokal Yogyakarta. Pada 1978 hingga 1989, acara "Gemar Menggambar" ditayangkan secara nasional yang kemudian menjadi tontonan wajib anak usia sekolah dasar (SD).

Melalui acara yang ditayangkan setiap Minggu sore, Tino mengajarkan trik-trik menggambar yang mudah kepada anak-anak. Adapun gambar yang dibuat oleh Tino selalu dimulai dari perpaduan garis-garis lurus dan garis-garis melengkung. Seperti layaknya seorang guru, Tino mendorong anak-anak didiknya agar tidak takut untuk membuat kesalahan ketika sedang belajar menggambar.

Tino akan mengucapkan kalimat khasnya, yaitu "Ya, bagus", untuk memuji dan mengomentari gambar buatan anak-anak.

Tino kerap melahirkan karya lukis yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah sebuah lukisan bernama "Empat Anak Main", yang mengambarkan sosok empat orang putrinya.

Selain itu, ia dikenal sebagai penulis buku-buku menggambar dan buku cerita bergambar, seperti "Bawang Merah Bawang Putih" dan "Ibu Pertiwi" yang diterbitkan Balai Pustaka.

Tino Sidin wafat pada 29 Desember 1995 dalam usianya yang genap 70 tahun dan dimakamkan di makam Krawon, Ngestiharj, Kasihan, Bantul.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama Museum Taman Tino Sidin, yang didirikan di kediaman Tino di Yogyakarta pada tahun 2017.

Selamat Ulang Tahun, Guru kami Tino Sidin.

Red: Mega

TerPopuler

close