Windhu Purnomo, Epidemiolog Universitas Airlangga (Foto: mediakorannusantara.com). |
Vnn.co.id, Jakarta – Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menyindir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di DKI Jakarta “abal-abal”
“Kalau
saya bilang abal-abal, karena pergerakan terus terjadi, orang keluar-masuk
Jakarta, kerumunan di mana-mana," kata Windhu (dikutip dari CNNIndonesia,
23/11/2020).
Menurut
Windhu, penerapan PSBB Transisi di DKI Jakarta kian memburuk akibat membiarkan
simpatisan petinggi FPI Rizieq Shihab berkerumun beberapa waktu lalu.
“Cuman
kesalahannya kemarin ketika ada kerumunan luar biasa besar masif dan justru
bobol malah difasilitasi. Itu kesalahan besar padahal DKI sudah bagus, selama
ini penanganannya terbagus, tapi rusak gara-gara yang kemarin itu," ujar Windhu.
Ia juga menambahkan, Pemprov DKI juga perlu waspada dengan daerah penyangga DKI Jakarta
yang juga termasuk zona risiko tinggi penularan virus Covid-19, seperti
Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.
“Karena
daerah sekitar DKI itu merah, kalau tidak ada pembatasan keluar masuk ya
melunturi Jakarta lagi. Ditambah ada kerumunan-kerumunan itu," kata
Windhu.
Sebelumnya,
Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta telah menetapkan PSBB Transisi akan
diperpanjang dari 23 November- 6 Desember 2020.
Anies menyampaikan bahwa berdasarkan data dari epidemiologi, selama PSBB Transisi dalam dua pekan terakhir, kondisi wabah Covid-19 di Jakarta masih terkendali dan menuju aman.
Penulis: Party Happy Septiani
Editor: Mega