Pandemi virus corona atau COVID-19 (coronavirus disasae-19) ini sudah hampir satu tahun bersafari ke seluruh dunia . Virus ini berdampak pada melumpuhnya hampir seluruh aspek (ekonomi, pendidikan, sosial, dsb) termasuk olahraga. Diantara bidangnya yang membutuhkan orang banyak , adalah sepak bola. Pertandingan sepak bola tidak bisa dilakukan secara daring atau virtual. Karenanya, permasalahan pandemi yang tidak kunjung usai ini menjadi permasalahan yang sangat serius, apalagi jika kita melihat banyak pihak yang merasa dirugikan dengan vakumnya sepakbola hampir satu tahun belakangan ini. Beberapa ajang
olahraga pun terpaksa ditunda penyelenggaraannya demi mencegah penyebaran penyakit lebih masif.
Menurut mantan pemain Timnas Italia itu, sepakbola bisa menjadi terapi bagi publik di tengah ketidakpastian akibat COVID-19. Sementara itu, di Indonesia, kompetisi Liga 1 Indonesia akan
digulirkan awal bulan November mendatang setelah terjadi negosiasi yang cukup alot mengenai waktu penyelenggaran pertandingan sepakbola di tengah pandemi antara PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai induk sepakbola Indonesia, PT. LIB (Liga Indonesia Baru) selaku penyelenggara liga, dengan Polri selaku pemangku keamanan dan ketertiban masyarakat yang pada umumnya melarang masyarakat untuk berkerumun, melakukan keramaian, dan beraktifitas di luar rumah dengan melibatkan banyak orang.
Menurut Bambang Pamungkas, mantan pemain Persija Jakarta dan Timnas Indonesia, yang diperhatikan Polri adalah jumlah masyarakat yang terinfeksi terus meningkat. Kata Bambang, polri tentu tidak mau ambil risiko dan tidak mau ikut disalahkan jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Hanya saja, yang disayangkan adalah kenapa larangan izin bertanding yang sempat akan dipertandingkan pada bulan Agustus lalu itu dikeluarkan polri hanya berselang empat hari sebelum kick off dimulai.
Jika polri memberikan izin bergulirnya Liga 1, tentunya masyarakat akan melihat bagaimana kepatuhan kepada protokol kesehatan di bidang olahraga sepakbola. Apakah mampu para pelaku sepak bola Indonesia bertindak seperti di negara lain, khususnya Eropa, yang sudah berhasil menyelenggarakan liga tanpa penonton dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat?. Menarik kita saksikan, mengingat bergulirnya kompetisi Liga 1 Indonesia sudah tinggal menghitung hari, tepatnya tanggal 4 November mendatang.
Mengenai bergulirnya sepak bola di masa pandemi, ada banyak sisi positif yang bisa kita ambil, antara lain: kembali produktifnya produksi aksesoris sepakbola, kembali produktifnya produksi air mineral dalam kemasan, kembali bekerjanya petugas pemelihara stadion, dan masih banyak lagi. Sementara itu, sisi negatifnya yaitu beresiko menimbulkan klaster baru penyebaran virus. Setidaknya, dengan kembali
bergulirnya geliat persepakbolaan di seluruh dunia, kita bisa menyimpulkan bahwa kita tidak bisa selamanya menghindar dari virus ini, kita harus melawan dan hidup berdampingan dengan virus. Sekalipun beresiko, ini harus tetap kita lakukan demi produktifitas, kondusifitas, dan stabilitas hidup kita. Hidup sehat, rutin berolahraga, dan tetap menjaga diri dari segala kemungkinan tertularnya virus tersebut adalah bentuk perjuangan nyata melawan virus corona sembari berdo’a agar wabah ini segera diangkat oleh Allah subhanahu wata’ala.
Penulis : Burhannudin, Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Editor : Anita