Inspiratif, Gadis Disabilitas ini Memotivasi dalam Segala Keterbatasannya -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Inspiratif, Gadis Disabilitas ini Memotivasi dalam Segala Keterbatasannya

, 10/22/2020 08:09:00 PM

Laela, gadis disabilitas yang memotivasi dalam segala keterbatasannya.


Vnn.co.id, Kediri - Dalam hidup, tak ada yang perlu dikeluhkan. Kita perlu menyadari bahwa setiap orang pasti punya kekurangan dan semua itu kembali pada masing-masing individu. Semua orang berhak hidup dengan tenang dan aktif berpretasi. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang seseorang untuk berkarya. Seperti halnya yang dialami oleh Laela Nadliffah Sutiono, gadis 24 tahun asal Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Laela menyandang disabilitas fisik sejak kecil, dia berhasil menerbitkan buku tentang kehidupan penyandang difabel di rumah rehabilitasi yang takut dengan mahasiswa. Buku tersebut berjudul Melodi Cinta PPL.

Di tengah segala keterbatasan yang dia miliki, Laela sapaan akrab gadis yang  ditinggal ibunya sejak SD ini menulis buku tentang banyaknya anak disabilitas yang tinggal di Rehabilitasi Centrum (RC) takut dengan mahasiswa magang dan mencari data tentang disabilitas.

Sebab, selama ini temannya sesama disabilitas berspekulasi bahwa mahasiswa tersebut datang ke RC hanya untuk mencari data dan takut jika data tersebut disalah-gunakan. Padahal jika dapat dekat dengan mahasiswa tersebut, sebenarnya tidak seseram yang dibayangkan, bahkan bisa berteman dengan baik.

“Takut dengan mahasiswa, karena berpikiran jika mahasiswa hanya butuh data dan takutnya data itu nanti hanya disalah-gunakan,” ungkap Laela.

Sebelum membuat bukunya, Laela sempat mengalami depresi yang luar biasa karena saat berada di RC dirinya mendapatkan musibah atas meninggalnya ayahnya. Tidak lama kemudian juga disusul kakek dan neneknya pun meninggal.

Namun, kehidupannya di RC Prof. DR Soeharso Kota Surakarta tahun 2018 menjadi titik balik kebangkitannya. Pasalnya di sana Laela melihat banyak anak-anak yang kehidupannya jauh di bawahnya. Dari situ, Laela ingin bangkit dari keterpurukan. Laela ingin memotivasi dan memberi pemahaman kepada disabilitas lain bahwa mahasiswa tidaklah jahat.

“Sempat depresi luar biasa, bahkan setiap hari menangis, hingga suatu ketika saya melihat ada salah satu anak di RC yang menyandang disabilitas daksa namun tidak pernah mengeluh pada kehidupannya. Sehingga dengan hal itu saya mencoba untuk bangkit,” ujarnya.

Selanjutnya, Laela mencoba menuangkan kisahnya saat bertemu dengan mahasiswa asal Surakarta yang hingga kini menjadi sahabatnya. Dia berharap buku yang diterbitkannya tersebut menjadi motivasi bagi penyandang disabilitas lainnya dan tidak ada lagi kata tak suka kepada mahasiswa.

Keinginan Laela untuk menerbitkan buku tersebut tak lepas dari dukungan om dan tantenya serta motivasi untuk membahagiakan orang tuanya yang suda tiada. Sehingga Laela bersemangat untuk menulis dan mengikuti sejumlah seminar.

Sekadar untuk diketahui, Laela tinggal di sebuah rumah sederhana di gang Desa Gogorante. Di atas meja belajar kecil, Laela menuangkan semua pikirannya dalam bentuk tulisan. Menurutnya, aktifitasnya menulis adalah ungkapan dari perasannya selama ini.

Bahkan, selain menulis cerita ia juga kerap menulis puisi. Semisal puisi berjudul Selamat Tinggal Air Mata, Cinta Dalam Diam, Pelangi di Ujung Senja. “Saat ini buku saya dalam tahap cetak, rencananya terbit  pada 25 Oktober 2020. Alhamdulillah sudah banyak yang order,” katanya dengan wajah berbinar.

Lalu, atas dasar apa kita masih mengeluhkan segala yang dikaruniakan? Setiap kita mempunyai bakat yang harus didongkrak dan diolah. Sedikit saya kutipkan dari quotes-nya Tere Liye, bakat itu hanya 1% sisanya adalah usaha kita. Lantas, apa lagi yang kita tunggu? Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mempunyai kesadaran untuk terus bangkit dan berusaha mengangkat derajat kita. Kalau bukan kita, siapa lagi?


Sumber : Beritajatim.com

Editor : Mega

TerPopuler

close