Kasus Pasien RS yang Meninggal di-Covidkan -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Kasus Pasien RS yang Meninggal di-Covidkan

, 10/02/2020 10:45:00 PM
Foto: Pertemuan Kepala Kantor Staff Presiden (KSP), Moeldoko (kiri) dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor Pemprov Jateng, Kamis (1/10/2020).


Vnn.co.id, Semarang - Kabar tentang kecurangan yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien selama pandemi Covid-19 mencuat saat Kepala Kantor Staff Presiden (KSP), Moeldoko bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor Pemprov Jateng, Kamis (1/10/2020).

Moeldoko menilai, bahwa harus ada tindakan serius agar kabar tersebut segera tertangani.

Pada awalnya, Moeldoko datang menemui Ganjar untuk membahas hal-hal yang terkait penanganan Covid-19. Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengatakan bahwa kabar rumah sakit mengcovidkan semua pasien yang meninggal untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah sudah menggema di masyarakat.

"Tadi saya diskusi banyak dengan pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko.

Sebab banyak kejadian, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan meninggal karena Covid-19. Namun pada kenyataannya hasil tes negatif.

"Ini perlu diluruskan, agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," imbuhnya.

Hal itu disambut baik oleh Ganjar. Ganjar membenarkan, bahwa kabar tersebut membuat masyarakat resah. Bahkan, kejadian itu sudah pernah terjadi di Jawa Tengah.

"Tadi pak Moeldoko tanya, itu bagaimana ya banyak asumsi muncul semua yang meninggal di rumah sakit dicovidkan. Ini sudah terjadi di Jawa Tengah, ada orang diperkirakan Covid terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita bisa memperbaiki hal ini," kata Ganjar.

Untuk mencegah hal tersebut, Ganjar menegaskan sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah dan pihak terkait. Dari rapat tersebut diputuskan, untuk menentukan atau mengekspos data kematian, mereka yang meninggal harus terverifikasi.

"Seluruh rumah sakit dimana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan statement ke luar," terangnya.

Dengan adanya sistem itu, maka akan terjadi delay data soal angka kematian. Namun menurutnya, delay data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.


Editor : Ayu

TerPopuler

close