Gaya Politik Blusukan Tak Akan Laku di Pemilu 2024 -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Gaya Politik Blusukan Tak Akan Laku di Pemilu 2024

, 10/23/2020 02:10:00 PM
Ilustrasi (foto:tirto.id)


Vnn.co.id, Jakarta - Pesta politik di tahun 2024 masih beberapa tahun lagi, gaya politik pencitraan diperkirakan tidak akan laku lagi. Pasalnya, ada rasa trauma di kalangan masyarakat yang terlena, terpikat, dan terpesona dengan gaya ini. Tetapi justru berujung kecewa.

Selain politik identitas, politik dinasti, politik uang yang merajalela dan politik pencitraan yang sangat menonjol. Model politik pencitraan seperti makan nasi aking, masuk gorong-gorong, naik becak, makan diwarteg hingga foto bersama rakyat kecil.

Politik gaya merakyat seperti itu pada dasarnya bukan tipikal cinta dan peduli rakyat kecil. 

"Tapi, saya nilai barangkali saat ini pemilih lebih rasional. Saya prediksi ini tak akan laris lagi pada pilpres 2024," kata peneliti Political dan Public Policy Studies Jerry Massie, Kamis (22/10/20).

Berdasarkan pengalaman-pengalaman pemilu sebelumnya, publik sudah paham dengan maksud dari berbagai gaya politiknya. "Kekuasaan menjadi nomor satu ketimbang kepedulian terhadap rakyat," ujarnya.

Antara political branding dengan political imaging (politik pencitraan) korelasinya sangat erat. Menurut analisis Jerry, pemilih di masa mendatang akan melihat action and contribution atau tindakan dan kontribusi dari para calon, bukan sekedar pencitraan semata.

"Jadi gaya pura-pura merakyat, tapi pada dasarnya tak cinta rakyat. Contoh UU Omnibus Law Ciptaker, dimana para legislator yang terhormat cuek akan vox populi (suara rakyat). Oknum-oknum anggota DPR, bahkan capres hanya mau suara rakyat, tapi sudah duduk politik lupa diri untuk muncul. Pemasungan hak rakyat banyak terjadi," ungkap Jerry.

Kedepannya, pemilih sudah bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar cinta rakyat dan mana yang benar cinta dengan suara rakyat.

"Media audio visual menjadi sasaran para calon jadi settingan. Pas lagi makan di warteg dan diambil gambar dan ditayangkan di televisi. Tapi black campaign and money politic masih merajalela," kata Jerry.

"Jangan lagi terjebak dengan menyamar jadi petani, lebih baik just the way you are atau apa adanya. Itu yang bakal disukai, apalagi model blusukan bakal kurang disukai," paparnya.

Masih banyak aktor politik menggunakan politik ala blusukan. Tapi, publik tak bisa dibodohi dengan trik murahan seperti itu. "Saya percaya ini sudah usang,"

"Publik sudah bosan dengan model dari capres, caleg, sampai calon kepala daerah yang NATO (no action, talk only), hanya bicara tanpa berbuat atau TMDL (talk more, do less) banyak bicara sedikit berbuat," sambungnya.


Source : suara.com

Red : RMD

TerPopuler

close