Parah! Indonesia Akan Mengalami Resesi Ekonomi, Berikut Dampak Bagi Masyarakat -->
SRU 2025 Lebaran 2025
IKLAN PENERJEMAH HUT RI 2023 VNNCOID

Parah! Indonesia Akan Mengalami Resesi Ekonomi, Berikut Dampak Bagi Masyarakat

, 9/28/2020 10:30:00 AM
Ilustrasi (Source : Kompas.com)


Vnn.co.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020. 

Ia menjelaskan pada kuartal III, perekonomian Indonesia kemungkinan akan mengalami kontraksi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Sebelumnya, pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami minus 5,32 persen. 

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun diperkirakan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV juga akan negatif. Dengan kondisi ini, tidak menutup kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di Indonesia.

Perlu diketahui, resesi ekonomi merupakan kondisi ketika terjadi penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Peneliti Indef Aryo DP Irhamna menilai resesi yang akan dialami Indonesia akan terjadi sangat parah, "Resesi di Indonesia akan sangat parah, karena pemerintah tidak fokus dengan serius menangani COVID-19 tapi lebih serius ke ekonomi. Itu terlihat dari nota keuangannya, yang paling besar anggaran untuk sektor yang paling tinggi dukung pariwisata," ujarnya dalam acara Diskusi Online Indef, Kamis (3/9/2020).

Lantas, apa dampaknya?

Dampak Resesi

- Kenaikan harga dan inflasi

Melansir Kompas.com, 4 September 2020, pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan bahwa resesi akan berpengaruh pada pasokan atau suplai barang yang turun secara drastis. Namun, tingkat permintaan tetap. Kondisi ini mengakibatkan harga naik dan dapat memicu inflasi. 

Menurut Fahmy, inflasi yang tidak terkendali akan membuat daya beli masyarakat, khususnya yang berpenghasilan tetap, akan menurun.

"Ujung-ujungnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpuruk," ujar Fahmy.

Merosotnya produksi yang menyebabkan penurunan pasokan atau suplai dapat mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.

- Meningkatnya pengangguran

Keterangan senada juga disampaikan oleh ekonom senior Didik J Rachbini. Didik mengatakan, dalam situasi resesi, perusahaan-perusahaan terdampak dan banyak tenaga kerja menjadi pengangguran.

"Jika resesi terjadi, ini berarti bahwa kalau kita berjualan, maka nanti yang beli sedikit, bisnis kita juga turun, jadi ekonomi juga menurun," kata Didik seperti dikutip Kompas.com, 13 Agustus 2020.

Apabila Indonesia mengalami resesi, berapa lama waktu untuk bangkit tergantung pada berbagai variabel, termasuk pandemi Covid-19 dan program-program pemerintah untuk keluar dari jerat resesi.

Fahmi menilai, lamanya waktu wabah berbanding lurus dengan periode resesi. Dengan begitu, semakin lama pandemi terjadi, semakin lama pula resesi ekonomi.

Namun, apabila program pemerintah dalam mengatasi pandemi dan resesi ekonomi berhasil diterapkan, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.


Hal-hal yang perlu dipersiapkan

Di tengah situasi perekonomian saat ini dan kemungkinan resesi, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola keuangannya.

Melansir Kompas.com, 6 Agustus 2020, Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, masyarakat harus berjaga-jaga dan mengelola keuangan secara bijak dalam menghadapi risiko resesi.

"Tidak boros, memanfaatkan penghasilan secara bijak, usahakan terus menabung untuk bisa dgunakan ketika diperlukan," kata Piter.

Sementara itu, mengutip Good Housekeeping UK, berikut adalah empat hal yang dapat dilakukan agar keuangan tidak terdampak resesi:

- Menyiapkan dana darurat
- Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu
- Memangkas tagihan kartu kredit
- Membangun bisnis sampingan


Jurnalis : Ayu
Red : RMD

TerPopuler

close