Senja Menghanyutkan Dua Jiwa
Kusuka senja datang, tapi aku tak pernah suka langit membawanya pergi.
Hembusan napas gusar keluar dari mulut seorang gadis berambut panjang, dengan mata hezel yang fokus menatap fanorama yang di sajikan tuhan. Jiwanya merindukan sosok seorang yang pernah mengisi hidupmya.
"Hey Rania," panggil seorang laki-laki yang berlari menghampirinya.
Senyuman tergambar dari bibirnya yang merah. "Kamu membawakan coklat untukku?” tanya Rania dengan nada suara lembut.
“Iya, ini untumu,”
“Terimakasih, aku suka Ellrad,”
“Jangan terlalu sering ke tempat ini Rania,”
“Kenapa Ell?"
“Dia sudah tidak ada, lupakan saja,”
“Kamu memang sahabatku Ellrad, tapi jangan campuri urusanku."
Sahabatnya menarik tangan Rania dan membawanya pergi menjauh dari pantai itu, Ellrad membawanya ke sebuah cafe yang menyajikan keindahan pantai dan fanorama senja. Ia pesankan segelas coffe untuk Rania.
“Kapan kamu akan menerima takdir Tuhan Rania?” tanya Ellrad dengan wajah serius.
“ Aku tidak bisa melupakan dia Ell,”
“Dia benar-benar sudah tidak ada Ra, sadarlah,”
“Ya, dia tenggelam saat sedang bermain selancar di pantai ini,” jawab Rania sembari membayangankan memorinya dulu.
“Lupakan dia, kamu hanya bisa menyiksa dirimu sendiri,” ujar Ellrad menatap Rania dengan serius.
Rania pergi meninggalkan sahabatnya itu dan berlari ke bibir pantai, air mata lolos begitu saja dan terus menetes di pipinya yang cubby.
Ellrad hanya bisa menenangkan Rania sambil memeluknya dengan erat. hembusan ombak terus datang dan hampir menyapu mereka berdua.
“Rania tenanglah,”
“Aku tak bisa melupakannya El,”
“Aku akan menemanimu Rania, karena aku memiliki perasaan kepadamu,”
“Benarkah itu?”
“Mulai sekarang, kita ukir kenangan indah di bawah langit senja ini.”
Senja memang membawanya pergi, tetapi senja mengembalikannya dengan cahaya yang lebih indah.
* Tamat*
