Vnn.co.id, Citizen Jurnalis- Aku tak punya waktu untuk memikirkan apa motif Budi melakukan itu semua terhadapku dan Siska. Dia telah berhasil merebut ibunya anak-anak dariku lalu setelah itu dia berupaya mencelakaiku dan calon istriku.Ilustrasi Pasangan.
"Apa tidak kebalik? Harusnya malah aku yang menyantet dia! Salahku apa padanya? Kenal aja ngga!" sempat terbersit pikiran itu di benakku. Namun kuanggap angin lalu.
Biarlah dia menanggung akibat atas perbuatannya sendiri.
Konsentrasiku sekarang terpusat pada hari pernikahanku.
Mungkin aku perlu berterima kasih pada Budi karena akhirnya aku menemukan Siska untuk teman hidupku sekaligus ibu baru untuk anak-anakku.
Walaupun tak berpengalaman dalam hal mengurus anak, namun calon istri baruku begitu telaten mengurus kedua anakku. Dalam beberapa hal dia lebih detail dari Tiara.
Tak terasa hari pernikahanku tinggal sehari lagi. Besok adalah hari yang paling ditunggu-tunggu
Walaupun calon istriku sudah mempercayakan pada jasa wedding organizer, namun tetap di bawah kontrol Siska. Aku hanya menemaninya saja.
Beberapa kerabat dekat Siska seperti Oom dan Tante juga sepupu-sepupuny
Sejumlah crew dari WO tampak sibuk mengontrol petugas dekorasi. Rencananya akad nikah akan diselenggarakan
Tim dekorasi menyulap taman menjadi sebuah tempat resepsi outdoor dengan konsep pesta kebun. Beberapa bunga hiasan dan kursi-kursi tamu sudah rapi terpasang. Memang tidak terlalu banyak karena jumlah undangan benar-benar terbatas, hanya sejumlah relasi dan kerabat dekat saja.
Di sekitar kolam renang sudah terpasang beberapa meja untuk vendor catering. Masing-masing makanan memakai meja dengan design khusus ala resto ternama.
Siska memang mempunyai selera tinggi dalam segala hal. Dia juga sangat perfeksionis.
Entah berapa biaya yang dikeluarkannya untuk biaya pernikahan ini, aku hanya menyumbang semampuku. Sisanya dia yang menghandle semua.
Sebagai mas kawin sudah kupersiapkan sebentuk cincin berlian berlapiskan emas putih yang dia pilih sendiri.
Untuk hantaran pengantin, Diana adikku yang mengurus semuanya.
Setelah beres semua persiapan, aku pamit pulang pada kekasihku.
"Ayah pulang dulu ya sayang! Kita istirahat untuk persiapan acara besok, semoga semuanya lancar," aku mengecup kening Siska.
"Mulai besok ngga ada lagi kata pulang. Pulang berarti ke rumah ini," Siska menggenggam tanganku erat.
"I love you!" bisikku sambil menatap wajahnya yang tersenyum bahagia.
"I love you too! Aku ngga mau kamu pulang. Aku mau kamu di sini aja!" dia tak melepaskan genggaman tanganku.
"Iya sayang, mulai besok kita tak terpisahkan," aku melepaskan tanganku. Kubelai rambutnya lalu kukecup keningnya sekali lagi.
Siska melepas kepergianku dan anak-anak dengan berat hati.
#lanjutkan di ....?