Siswa Sekolah Dasar (SD) Hamili Gadis SMP, Ketahuan Usia Kandungan 6 Bulan

Ilustrasi Pacaran Anak SMP

Kembali tanah air di gemparkan dengan berita hamil siswi SMP dengan usia kandungan 6 Bulan.
Baru Aja Sunat, Bocah SD Ini Hamili Siswi SMP, Perkataan Orangtua si Bocah Bikin Meradang

Dilansir dari BanjarmasinPost, Kejadian di Tulungagung - MASE (13), nama samaran, siswa kelas V SD di Tulungagung menghamili MBAE (13) seorang siswi SMP kelas VIII.

Selain mencoreng nama baik sekolah, kejadian ini juga membuat miris masa depan generasi bangsa Indonesia lainnya.
Tetangga sekitar tempat tinggal MASE sebenarnya sudah mengingatkan Orangtuanya perihal kedekatan kedua mereka.
Sebagian besar tetangga menilai, hubungan MASE dan MBAE sudah kelewat batas, namun jawaban dari Ayah MASE justru membuat warga sekitar jengah.

Disertai ekspresi santai dan enteng Ayah MASE mengatakan jika MBAE menjadi bahan percobaan anaknya.
"Bapaknya bilang, biar jadi bahan percobaan burung anaknya yang baru sunat," ujar GH, salah satu tetangga.

"Kalau sudah hamil begini kan baru tahu rasa dia," tambah GH dengan raut wajah sinis.

Ilustrasi Pelajar SD dan SMP.

Para tetangga sekitar rumah menilai jika MASE dikenal sosok siswa yang kurang rajin, karena sudah dua kali tidak naik kelas. Sehingga meskipun saat ini kelas V SD, urusan seksual dan psikologis MASE sudah lebih matang dibandingkan dengan teman satu kelasnya.

Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tulungagung, Syaifudin Juhri, menyatakan belum mendapat laporan kejadian ini.

Namun Syaifudin berharap ada solusi terbaik bagi MBAE. Ia berharap MBAE tetap bisa melanjutkan pendidikannya.
"Saya berharap siswi ini nantinya tetap bisa sekolah seperti biasa. Karena dia masih anak-anak, dan berhak mendapatkan pendidikan," tegasnya.

Sebelumnya, pihak sekolah memeriksakan MBAE karena terlihat tidak sehat. Dari hasil pemeriksaan, MBAE diketahui sudah hamil 6 bulan.
Pelakunya adalah MASE, kekasihnya yang masih duduk di kelas V SD.

Kedua keluarga berencana menikahkan mereka, namun ditolak Kantor Urusan Agama (KUA) karena dianggap masih terlalu kecil.
Pihak keluarga kemudian mengajukan permohonan dispensasi menikah ke Pengadilan Agama (YA) Tulungagung.‎
‎
Editor: DIR