Pengamat Nilai Ketidakmunculan Gibran di Tengah Krisis Politik Merupakan Langkah Tepat


VNN.co.id - Pengamat Politik Universitas Andalas (Unand), Andri Rusta, menilai absennya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam memberikan tanggapan langsung terkait situasi politik yang memanas sebagai hal wajar.
Menurutnya, peran Gibran memang lebih difokuskan untuk mendukung Presiden dalam fungsi dan tugas tertentu.
“Gibran posisinya membantu presiden, ada pembagian fungsi dan tugas yang diberikan,” ujar Andri kepada Tempo, Minggu, 31 Agustus 2025.
Andri menjelaskan, peran wakil presiden biasanya mencakup komunikasi internal dan konsolidasi di lingkaran pemerintahan. Ia menilai kondisi yang terjadi belakangan lebih tepat direspons langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Namun, ia juga mengakui pola komunikasi Gibran selama ini kerap dianggap terbatas sehingga menuai kritik publik.
“Jika Gibran muncul saat sekarang, akan memunculkan polarisasi politik baru dari masyarakat,” tambahnya.
Sejak demonstrasi pecah pada 25 Agustus 2025, Gibran baru muncul ke publik pada Jumat, 29 Agustus dengan menjenguk sejumlah korban bentrokan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Pelni, Jakarta.
Di RS Pelni, ia sempat menemui pengemudi ojek online, Moh. Umar Amirudin, yang sebelumnya dikabarkan meninggal, namun ternyata masih hidup dan menjalani perawatan.
Sehari kemudian, Minggu, 31 Agustus, Gibran mengundang perwakilan pengemudi ojek online ke Istana Wakil Presiden untuk membahas kasus Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tewas dilindas mobil Brimob saat aksi 28 Agustus.
“Kami menekankan kepada wakil presiden agar kasus Affan bisa diproses secara transparan,” kata Rio, salah seorang perwakilan ojol.
Dalam pertemuan itu, perwakilan ojol menyatakan menolak keputusan kepolisian yang hanya menempatkan tujuh polisi terduga pelaku dalam penugasan khusus selama 20 hari.
Mereka mendesak agar proses hukum berjalan transparan dengan hukuman seberat-beratnya. Rio juga menyebut komunitas ojol akhirnya sepakat menghentikan aksi demonstrasi.
Pertemuan dengan Gibran sempat hampir batal karena ia dijadwalkan mengikuti sidang kabinet paripurna bersama Presiden. Namun, setelah menunggu, Gibran akhirnya menemui para pengemudi ojol dan berjanji mengusut kasus Affan hingga tuntas.
Selain itu, Gibran juga membatalkan agenda terpisah dengan sejumlah pimpinan organisasi kepemudaan demi menghadiri sidang kabinet di Istana Kepresidenan. Ketua Umum Pemuda Hindu, Yoga Saputra, mengatakan pembatalan itu diinformasikan langsung oleh staf protokol wakil presiden.***



