3.337 Orang Ditangkap dan 10 Orang Tewas dalam Aksi Agustus

Jakarta, VNN.co.id – Laporan terbaru dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan YLBHI memotret tingginya eskalasi kekerasan aparat dalam demonstrasi 25–31 Agustus 2025. Sebanyak 3.337 orang ditangkap, lebih dari seribu mengalami luka, dan 10 orang meninggal dunia.
Catatan tersebut dirilis Selasa (2/9/2025). Penangkapan berlangsung di sedikitnya 20 kota, mulai dari Jakarta, Depok, Semarang, hingga Sorong. LBH-YLBHI mengungkapkan aparat tak hanya menangkap peserta aksi, tetapi juga warga sekitar lokasi.
Salah satu korban meninggal adalah Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta, 28 Agustus 2025 malam.
Selain jatuhnya korban jiwa, pembatasan akses informasi juga terjadi. Media massa dibatasi liputannya, dan platform TikTok sempat menonaktifkan fitur siaran langsung setelah dipanggil Komdigi. Aparat juga menghalangi pengacara publik memberi pendampingan hukum di sejumlah kota, bahkan ada yang ikut ditangkap dan disiksa.
Dikutip dari Kompas.com, eskalasi represi makin tajam usai Presiden Prabowo Subianto memerintahkan tindakan tegas terhadap demonstran. Instruksi itu diturunkan ke jajaran kepolisian dan TNI. Kapolri Listyo Sigit Prabowo memberi izin penembakan terhadap massa yang masuk kantor polisi, sedangkan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mendorong keterlibatan aktif TNI menjaga keamanan dalam negeri.
YLBHI menilai, pola penangkapan massal, tuduhan makar hingga terorisme, penyerbuan kampus, sampai pengerahan militer menunjukkan negara tengah menebar ketakutan dan represi sistematis terhadap warganya sendiri.



