Bahaya zina tentunya berdampak pada nasab, waris, psikologis serta hukumnya, dan balasan di akhirat. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi apabila seorang pezina sudah bertaubat.
Setiap insan sangat mudah tertarik pada zina, zina itu seperti magnet yang bertemu dengan besi. Nikmatnya membuat kita sangat sulit untuk menghindar dari nya.
Di dalam Al-Quran dan hadist banyak yang berbicara tentang bahaya nya zina, bahaya-nya zina bukan hanya bisa menimpa diri sendiri tapi juga orang-orang di sekitar tempat itu. Maka Allah mengirim suatu bencana ke dalam suatu daerah yang lokasinya marak terdapat perzinahan.
Zina berakar dari syahwat dan syahwat itu berasal dari perut, orang yang mengosongkan perutnya dari makanan dapat melemahkan syahwatnya.
Rasulullah SAW bersabda, " Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh manusia melalui jalan darah, maka sempitkanlah jalan-jalannya itu dengan lapar dan dahaga.
Orang yang perutnya dalam keadaan kenyang cenderung mengantuk, dan otaknya susah untuk diajak bertafakkur (berpikir).
Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa melaparkan perutnya, pasti pikirannya luas dan hatinya cerdas.
Syahwat itu bisa muncul kapan saja dan menimpa seorang yang ahli ibadah. Dalam organisasi dari rapat yang bercampurnya lawan jenis, timbul syahwat yang berawal dari basa-basi pembahasan organisasi, hingga pertanyaan dan percakapan yang tak perlu.
Menurut Syekh Ibnu Jabr Ar-Rummi dalam bukunya mendaki tangga ma'rifat hal. 181:
Bahaya yang ditimbulkan oleh farji (alat kelamin) sangatlah hebat dibandingkan dengan bahaya lisan. Jika seorang kenyang, maka ia tidak akan mampu menguasai dan mengendalikan farjinya (nafsu seksnya) meskipun takwa mencegahnya.
Mengendalikan nafsu seks lebih berat karena ia memiliki beberapa pintu. Diantaranya adalah mata, mula-mula seseorang mampu mencegahnya dengan takwa. Tetapi sesekali waktu ia tidak mencegah pandangan matanya dari sesuatu yang berbau zina. Seandainya ia memejamkan matanya, mungkin ia tidak bisa menenangkan pikirannya dari lintasan-lintasan zina. Kadang-kadang lintasan itu pun muncul ditengah-tengah shalat.
Zina juga bisa menggelincirkan orang-orang yang sudah menikah, tidak ada keterbukaan mengenai ketidakpuasan dengan pasangan serta masalah-masalah dengan pasangan mengganggu alam pikir nya dan mudah terjebak dalam nafsu lokasi (saya tidak menyebutnya cinta lokasi).
Kita memang harus melawan kecenderungan melakukan zina dalam diri kita dengan melakukan terapi yang diajarkan pada Al-Quran, sunnah serta amalan-amalan para ulama.
Karena bahaya zina sangat besar untuk peradaban manusia.
Saudaraku, marilah kita bersama melawan syahwat kita secara berkelanjutan. Jangan biarkan syeithan menguasai ruang diri kita dan kita harus menang melawannya.