Banjir di Kabupaten Melawi (Foto/Regional.Kompas). |
Vnn.co.id, Kalimantan - Banjir
merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar) diantaranya adalah
wilayah Sintang, Sekadau, Kapuas Hulu, hingga Melawi selama kurun waktu 20 hari.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir terus merendam wilayah
kalbar terhitung sejak 21 Oktober 2021 lalu.
Dikarenakan banjir masih akan terus meluas, Gubernur
Kalbar, Sutarmidji menegaskan bahwa pihaknya akan terus memprioritaskan
keselamatan warga atas musibah ini.
"Kita
tidak mau bicara dulu bagaimana menangani banjirnya, tetapi menyelamatkan
masyarakat dulu,” tegas Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dalam tayangan
Metro Siang di Metro TV, Selasa (9/11/21).
Hingga kini,
meskipun beberapa daerah di Kabupaten Melawi sudah mulai surut. Pemprov kalbar
akan terus berusaha dalam menyuplai bahan pangan, obat-obatan dan tempat
pengungsian untuk warga.
"Intinya
saya bilang saya tidak mau cerita tidak ada pangan, tidak ada obat, tidak ada
tempat pengungsian dan semua sudah kita siapkan," ujar Sutarmidji.
Menurut pakar
ekologi IPB yang dikutip dari Nationalgeographic,
rentetan musibah banjir yang terjadi di Kalimantan disebabkan oleh beralihnya
hutan ke tanaman karet dan sawit. Hal itu termaktub dalam penelitian studi yang
dipublikasikan Agustus 2020 di jurnal Ecology and Society, para
peneliti menyampaikan peralihan lahan yang
diabaikan otoritas Indonesia untuk perluasan perkebunan monokultur seperi sawit dan karet.
Akibatnya, meningkatkan potensi banjir yang
berdampak buruk bagi kehidupan.
Rep: Pranaja