Pemberitaan Covid-19 Timbulkan Rasa Cemas di Masyarakat -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Pemberitaan Covid-19 Timbulkan Rasa Cemas di Masyarakat

, 8/04/2021 11:44:00 AM

Ilustrasi/Alfikh/vnn.co.id.

Vnn.co.id, Citizen Jurnalis - Pandemi Covid-19 di Indonesia yang telah berlangsung sejak awal tahun 2020 hingga saat ini telah membuat negeri ini tak seperti biasanya. Adanya pandemi ini membuat kita harus terbiasa dengan perubahan–perubahan yang ada, salah satunya ialah harus terbiasa dengan tayangan–tayangan seperti berita Covid-19 yang selalu bermunculan setiap harinya di berbagai media massa, yang sudah seperti makanan sehari–hari bagi masyarakat di negeri ini. Bahkan di dunia sekalipun.

Pemberitaan seputar pandemi Covid-19 dibuat dengan maksud memberikan informasi kepada masyarakat demi mengetahui bagaimana perkembangan pandemi sejauh ini. Namun, ada saja masyarakat yang justru merasa pemberitaan itu hanya membuat mereka merasa takut dan cemas. Hal itu membuat mereka tidak ingin lagi mendengar atau membaca berita seputar Covid-19, justru beberapa di antaranya berharap tidak ada lagi berita mengenai hal tersebut.

“Berita tentang Covid kayak banyak kematian, susah cari RS, susah cari oksigen, isolasi, itu bikin takutdan was-was. Kalau beritanya bikin takut sebaiknya jangan ada berita, malah bikin takut double,” jelas Nunik Rahayu (49), salah seorang warga kepada wartawan.

Hal yang sama dialami pula oleh Marlinah (46), ia bahkan tidak lagi membaca atau melihat berita karena jika tidak, hal itu hanya membuatnya merasa takut dan cemas. Bahkan ia ia berharap berita – berita seputar Covid-19 tidak lagi ditayangkan di media massa apabila yang diberitakan adalah informasi yang buruk.

Pro-Kontra selalu mewarnai dalam hal apapun, seperti halnya pemberitaan mengenai pandemi saat ini. Jika ada masyarakat yang merasa takut dan cemas dengan kehadiran pemberitaan covid di media massa, maka ada pula masyarakat yang tidak terpengaruh dan tidak merasa takut atau cemas sama sekali dengan hal tersebut, meskipun setiap harinya mengonsumsi berita Covid-19 di internet atau media massa lainnya.

Saya baca atau liat berita hamper setiap hari di internet karena setiap harinya pegang HP, berita–berita tentang angka kematian, kasus postif itu ga ngaruh sama sekali. Angka-angka yang disajikan di berita entah itu benar atau salah ga bikin takut samasekali, karena ga ada yang perlu ditakuti. Covid itu ga berbahaya, walaupun terpapar juga masih bisa sembuh”, jelas Ikhsan Fauzi(28).

Respon yang diberikan seseorang ketika membaca atau melihat berita mengenai hal yang sama sudah pasti berbeda, sebab bagaimana pun setiap orang itu berbeda dalam menerima dan memahami suatu informasi. Dalam hal ini, penulisan judul berita atau isi berita harus diperhatikan dan dibuat dengan hati–hati agar tidak menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat.

Dosen Jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Mia Dwianna mengatakan bahwa mayoritas media online menuliskan judul untuk berita mengenai jumlah kematian harian, atau varian baru Covid-19 yang semakin ganas, justru membuat masyarakat merasa khawatir dan was-was. Media berfungsi untuk menginformasikan sebuah peristiwa, kan tetapi media seharusnya memberikan informasi tanpa menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran kepada masyarakat.

Data mengenai kematian atau kasus positif memang perlu dikemukakan kepada publik, tapi jangan hanya data mentah angka, sebaiknya barengi dengan background story. Untuk pemberitaan tentang varian covid bias dibuat semacam story telling perjalanan varian tersebut. Tapi seharusnya di masa pandemic ini fungsi edukasi media harus lebih ditonjolkan,” tutur Mia Dwianna.

Penulis: Alfi Khaerotunnisa

Editor: Mega


TerPopuler

close