Ibukota Diduduki Taliban, Presiden Afghanistan Melarikan Diri -->
SRU 2025 Lebaran 2025
IKLAN PENERJEMAH HUT RI 2023 VNNCOID

Ibukota Diduduki Taliban, Presiden Afghanistan Melarikan Diri

, 8/17/2021 12:21:00 PM


Pejuang Taliban menduduki istana kepresidenan Afghanistan di Kabul, Minggu, 15 Agustus 2021 (AP Photo/Zabi Karimi).


Vnn.co.id, Internasional - Kelompok Militan Islam Taliban akhirnya berhasil mengepung dan mengambil alih istana kepresidenan di Kabul, Ibukota Afghanistan, hari Minggu waktu setempat (15/8). Momen ini adalah babak terkahir dari usaha mereka selama lebih dari sepekan untuk merebut kembali kontrol mereka dua puluh tahun yang lalu atas Afghanistan.


Dilansir dari Al Jazeera, juru bicara Kantor Politik Taliban Mohammad Naeem, menyatakan bahwa jenis dan bentuk pemerintahan yang baru di Afghanistan akan diumumkan segera, dan menambahkan bahwa Taliban tidak ingin hidup dalam keadaan terisolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai.


“Kami telah meraih apa yang kami cari, yaitu kebebasan bagi negara kami dan kemerdekaan bagi rakyat kami. Kami tidak akan membiarkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menyerang siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain,” ungkap Naeem.


Kejadian tersebut berawal pada sore hari, ketika Taliban memasuki Kabul, Ibukota Afghanistan, setelah berhasil menguasai kota-kota besar lainnya. Mendengar kabar ini, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, melarikan diri ke Uzbekistan dengan alasan “menghindari pertumpahan darah.”. Hal ini dikutip dari akun media sosialnya.


Masuk malam hari, Taliban mengambil alih istana kepresidenan yang telah ditinggalkan oleh pemerintah. Dalam salah satu siaran langsung oleh Al Jazeera, terlihat salah satu pejabat istana kepresidenan menjabat tangan petinggi Taliban, menandai penyerahan gedung tersebut kepada calon pemerintah yang baru.


Dilansir dari BBCNews, juru bicara Taliban Suhail Shaheen menyatakan, “Kami ingin menghindari pertumpahan darah dan penghancuran terhadap barang-barang masyarakat, dan tidak akan memberikan kesempatan bagi para perampok dan penjarah yang menantikan momen semacam itu, momen untuk menjarah atau merampok barang-barang milik masyarakat.”


Salah satu pimpinan Taliban yang tidak ingin disebutkan namanya juga menjelaskan kepada media bahwa para prajurit Taliban “diperintahkan untuk membolehkan rakyat Afghanistan melanjutkan aktivitasnya sehari-hari dan tidak menakut-nakuti mereka.” Ia melanjutkan bahwa “kehidupan seperti biasa akan berlanjut dengan jauh lebih baik, itu saja yang bisa saya katakan untuk sekarang.”


Terlepas dari usaha dari pihak Taliban yang mencoba menenangkan masyarakat, kepanikan tidakdapat terhindarkan. Meskipun tidak ada kerusuhan dan aksi tembak-menembak, namun masyarakat terlihat berbondong-bondong membawa koper dan berkerumun di bandara. Kantor-kantor bank juga disesaki masyarakat yang ingin segera menarik tabungannya. Jalan raya macet, meskipun terdapat tentara Taliban yang mencoba mengatur lalu lintas.


Menghadapi situasi ini, negara-negara barat, seperti Inggris dan Amerika Serikat memutuskan untuk mengevakuasi seluruh warganya dan menarik semua diplomatnya dari Kabul. Namun, lain halnya dengan Indonesia. Pemerintah Indonesia justru memutuskan untuk tetap membuka KBRI di Kabul. Nasib WNI di Afghanistan, yang total hanya berjumlah 15 orang, juga dalam keadaan aman.


“Misi diplomatik Indonesia di Kabul masih beroperasi. Belum terdapat rencana pemerintah untuk menutup misi tersebut,” ucap Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu.


Rep: Nur Ilman

Editor: Mega

TerPopuler

close