Mengenal RA Kartini, Biografi sampai Penetapan Hari Lahir -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Mengenal RA Kartini, Biografi sampai Penetapan Hari Lahir

, 4/21/2021 03:28:00 PM

Raden Ajeng Kartini.

Vnn.co.id, Tokoh - Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau dikenal dengan RA Kartini dilahirkan di Jepara, 21 April 1879.

Dilahirkan di tengah keluarga bangsawan dari seorang ayah yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat keturunan Pangeran Ario Tjondonegoro IV, Bupati Jepara. Ibunya bernama MA Ngasirah keturunan seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Jepara.

Sisilah keluarga RA Kartini dari ayahnya samai pada Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Bahkan jika ditelusuri, ia merupakan keturunan Kerajaan Majapahit.

Perempuan yang dikenal dengan perjuangan emansipasinya ini mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School), di sini ia belajar bahasa Belanda selama 12 tahun. Namun setelahnya tradisi masa itu mengharuskan perempuan dipingit di dalam rumah.

Telah banyak ditulis dalam sejarah bahwa RA Kartini mulai belajar sendiri di rumah dengan banyak membaca dan menulis surat-surat tentang perempuan Indonesia serta pemikirannya mengenai masalah umum ke teman-teman korespondensi yang kebanyakan berkebangsaan Belanda serta ke beberapa majalah.

Ia kemudian diminta untuk menikah dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang telah memiliki tiga istri.

Oleh karena perhatiannya yang besar terhadap perempuan, dan selalu berjuang demi kebebasan otonomi dan persamaan hukum bagi mereka, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat mengizinkan Kartini untuk membangun sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks Kantor Kabupaten Rembang.

Dari pernikahannya, Kartini dikaruniai seorang putra bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

Pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas terakhirnya di usia 25 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Rembang.

Surat-surat RA Kartini yang dikirim kepada teman-temannya di Eropa dinisiatif untuk dikumpulkan oleh teman Belandanya Mr. JH Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda untuk kemudian dibukukan dengan tajuk “Door Duisternis tot Licht” yang secara harfiah berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” .

Buku itu terbit pada tahun 1911 dan ditambahkan surat baru dari Kartini pada cetakan terakhirnya.

Oleh sebab surat-surat itu tak dapat dibaca orang-orang pribumi, pada tahun 1922 Balai Pustaka menerbitkan versi translasi berbahasa Melayu dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang: Buah Pikiran”.

Kemudian pada tahun 1938, seorang pujangga bernama Armijin Pane juga menerbitkan versi translasinya sendiri dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, yang dibagi ke dalam 5 bab.

Setelah itu, tulisan-tulisan mengenai pemikiran RA Kartini banyak bermunculan. Hal itu juga menjadi inspirasi bagi para tokoh Indonesia masa itu, termasuk WR Supratman yang kemudian merilis lagu “Ibu Kita Kartini”.

Pada 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mendeklarasikan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964.

Ia juga menetapkan tanggal 21 April merupakan peringatan Hari Kartini sampai sekarang.

Red: Mega


 

 

TerPopuler

close