Mengenang G30S/PKI dengan Mengunjungi Museum Sasmitaloka Ahmad Yani -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Mengenang G30S/PKI dengan Mengunjungi Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

, 9/30/2020 01:33:00 PM

 

Potret Museum Sasmitaloka Ahmad Yani, Menteng, Jakarta Pusat.



Vnn.co.id, Jakarta - September adalah bulan sejarah yang kelam bagi Indonesia. Ialah peristiwa pemberontakan dan tewasnya para pahlawan di tangan PKI pada 30 September 1965 dan awal bulan selanjutnya. Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah satu di antara sekian museum yang menjadi kenangan tragedi G30S/PKI.

Di Indonesia, terdapat 2 museum yang dinamai “Sasmitaloka”. Yaitu Museum Sasmitaloka Ahmad Yani dan Museum Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kata “Sasmitaloka” berasal dari bahasa Sanskerta, Sasmita yang berarti mengenang dan Loka yang artinya tempat.

Museum ini sejatinya adalah tempat kediaman Jenderal Ahmad Yani yang beralamatkan Jl. Lembang Blok D-58, Menteng, Jakarta Pusat. Di tempat ini pula Jenderal Ahmad Yani gugur sebagai salah satu pahlawan revolusi dibunuh oleh Pasukan Tjakrabirawa dengan berondongan timah panas saat tragedi G30S/PKI.

Pasca kejadian tersebut, keluarga menyerahkan rumah dan seisinya kepada negara yang akhirnya setahun kemudian diresmikan sebagai museum untuk mengenang sosok Jenderal Ahmad Yani.

Bangunan yang sekarang dikenal sebagai museum tersebut masih mempertahankan desain interior dan bentuk rumah yang sama. Benda-benda pribadi Ahmad Yani pun masih di tempatnya. Ketika melangkahkan kaki memasuki bilik demi bilik, pengunjung akan merasa seperti dibawa ke zaman Ahmad Yani masih hidup.

Dari halaman pintu masuk, pengunjung  akan digiring untuk terus mengungkap napak tilas kehidupan Sang Jenderal. Dimulai dari patung relief yang menggambarkan perjalanan karirnya, lalu dilanjutkan memasuki ruang keluarga yang sedikit mencekam. lantaran ruangan tersebut merupakan tempat tersungkurnya  Sang Pahlawan, Ahmad Yani akibat berondongan peluru pada badannya.

Tempat tumbangnya Ahmad Yani ditandai dengan sebuah plakat kuning seperti gambar di bawah ini.

Terdapat banyak koleksi barang pribadi yang disimpan dan tertata rapi. Sehingga pengunjung dapat pula membayangkan aktifitas Sang Jenderal bersama benda-benda tersebut semasa hidupnya. Seperti kursi tamu, cenderamata dari beberapa daerah Indonesia hingga luar negeri, foto keluarga, pakaian, cincin, kacamata, lencana, tongkat komando sampai keris.

Selain itu, ada juga uang kuno senilai Rp 123 ribu, gaji terakhir Jenderal tersebut belum diserahkan kepada isterinya, Yayu Rulia Sutowiryo. Ada juga mobil sedan chevrolet biru yang merupakan kendaraan dinas serta bedak dan juga lipstik isterinya.

Lebih jauh, pengunjung dapat masuk ke dalam kamar pribadi Sang Jenderal. Terdapat senapan otomatis dengan beberapa sisa peluru milik personel pasukan Cakrabirawa yang digunakan untuk menewaskan Jenderal Ahmad Yani, lalu senapan LE Cal 7,62 buatan Cekoslovakia untuk menewaskan Letjen S Parman dan senapan Owegun yang dipakai untuk mengakhiri hidup DN Aidit dan tokoh-tokoh PKI.

Namun, tidak boleh sembarangan mengabadikan gambar kamar pribadi tersebut sebab alasan privasi.

Museum ini dibuka setiap Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-14.00 WIB tanpa dipungut biaya alias gratis.

Red : Mega

TerPopuler

close