Polemik Pembangunan Jalan Poros Tengah Cilawu - Banjarwangi, Ketua IMAPELA Angkat Bicara. -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Polemik Pembangunan Jalan Poros Tengah Cilawu - Banjarwangi, Ketua IMAPELA Angkat Bicara.

, 2/26/2020 03:17:00 PM
Ketua IMAPELA, Dadang Kurnia.
Vnn.co.id, Kabupaten Garut - Pembangunan jalan merupakan satu kepedulian pemerintah untuk warganya dan diharapkan bisa memudahkan akses transportasi.
Namun lain halnya jika niat baik dilakukan dengan cara yang salah, atas dasar hasil kajian yang lemah yang justru akan berdampak kerusakan pada ekosistem yang ada dikawasan tersebut.

Seperti halnya pembangunan jalan poros tengah Cilawu - Banjarwangi yang justru di indikasi akan merusak hutan dan menghilangkan satwa yang dilindungi didalamnya.

Ketua IMAPELA Dadang Kurnia angkat bicara dalam Polemik Pembangunan jalan tersebut yang kian mengundang amarah para aktivis lingkungan. Seperti yang disampaikan pada saat ditemui Selasa, (25/02/2020),

"Pembangunan jalan poros tengah cilawu-banjarwangi lebih baik di kaji ulang terkait rencana pembangunannya guna mengantisivasi amarah para aktivis lingkungan karena kecerobohan pemerintah melakukan pembangunan yang justru akan berdampak buruk bagi keberada ekosistem yang ada di kawasan tersebut" ujarnya.

Dari data yang dihimpun dari kounitas pegiat lingkungan di Garut, kawasan yanh dibangun jalan saat ini menjadi habitat satwa-satwa yang dilindungi, seperti macan tutul, owa jawa, elang jawa, merak hijau, surili. Selain dari satwa-satwa itu, dkawasan tersebut pula terdapat tangkapan air bagi sungai Cikaengan yang bermuara di pantai Selatan Garut dan Sungai Ciwulan yang melintasi Kabupatem Tasikmalaya dan bermuara di Pantai Selatan Tasikmalaya.

Pembangunan jalan ini diduga telah banyak melakukan pelanggaran hukum mencakup peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Nomor :P50/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/6/2016 tentang Pedoman pinjam Pakai Kawasan Hutan dan Peraturan Menteri (Permen) Nomor P106/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.

Perum perhutani pun dituding melakukan pembiaran kawasan yang menjadi tanggung jawabnya dan para aktivis lingkunganpun siap kerahkan masa dengan skala besar jika pembangunan jalan dikawasan itu tidak segera diberhentikan dan dikaji ulang.

"Saya mengharapkan pembangunan ini segera duberhentikan dan di kaji ulang terkait rencana pembangunannya karena jika tidak, tidak menutup kemungkinan masa dengan skala lebih besar akan terus menolak dan menuntut hingga pemerintah pusat" pungkasnya.

Jurnalis: AB
Editor: IP

TerPopuler

close