Minum Soda Diet Ternyata Lebih Berbahaya! Risiko Kena Penyakit Hati Naik 60%

Jakarta, VNN.co.id - Selama ini soda diet sering dianggap pilihan lebih sehat dibanding minuman manis biasa. Namun, studi terbaru justru mengungkapkan fakta mengejutkan, seperti konsumsi soda diet bisa meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD) hingga 60%, sementara minuman bergula meningkatkan risiko sebesar 50%.
“Minuman manis yang mengandung gula (sugar sweetened beverages atau SSBs) telah lama menjadi sorotan, sedangkan alternatif ‘diet’ mereka sering dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat,” ujar penulis utama studi, Lihe Liu, dikutip dari CNN, Rabu (8/10/2025).
Lebih lanjut, Liu menjelaskan bahwa hasil penelitian justru menunjukkan sebaliknya. Minuman rendah gula atau tanpa pemanis alami ternyata memiliki hubungan kuat dengan meningkatnya risiko penyakit hati Metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD) atau yang dikenal juga sebagai NAFLD. Kondisi ini termasuk penyebab utama kanker hati di dunia.
Mahasiswa pascasarjana di Departemen Gastroenterologi, Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Soochow, Suzhou, China itu menegaskan, temuan ini menantang persepsi publik tentang keamanan minuman diet.
“Temuan ini menantang persepsi umum bahwa minuman-minuman ini tidak berbahaya dan menyoroti perlunya mempertimbangkan kembali peran mereka dalam pola makan dan kesehatan hati, terutama karena MASLD muncul sebagai masalah kesehatan global,” jelas Liu, dikutip dari Medical News Today.
Apa Itu Fatty Liver?
Fatty liver atau NAFLD adalah kondisi di mana lemak menumpuk di organ hati meski penderitanya tidak mengonsumsi alkohol. Penumpukan ini bisa menyebabkan kerusakan hati yang serupa dengan efek konsumsi alkohol jangka panjang.
Satu Kaleng Soda Diet Sehari Bisa Picu Fatty Liver
Hasilnya, konsumsi rutin minuman bergula dan soda diet terbukti berkorelasi langsung dengan meningkatnya risiko penyakit hati berlemak.
Sebaliknya, partisipan yang mengganti minuman manis mereka dengan air putih justru menurunkan risiko:
-
Risiko turun 14,7% saat mengganti minuman bergula dengan air putih.
-
Risiko turun 15% saat mengganti minuman diet dengan air.
Minuman manis mengandung kadar gula tinggi yang memicu lonjakan kadar gula darah dan insulin. Akibatnya, berat badan meningkat dan lemak menumpuk di hati.
Namun, yang mengejutkan, minuman diet pun tak kalah berisiko.
“Mereka dapat mengubah mikrobioma usus, mengganggu perasaan kenyang, meningkatkan preferensi terhadap makanan manis, dan bahkan merangsang sekresi insulin,” jelas Liu.



