BREAKING NEWS
IKLAN PENERJEMAH

Kapal Pembawa Bantuan ke Gaza Diserang Israel, Aktivis Sebut Ini Bentuk Aksi Pembajakan di Laut Internasional

 


Jakarta, VNN.co.id - Koalisi Freedom Flotilla Coalition (FFC) menuduh militer Israel menyerang dan mencegat sejumlah kapal yang tengah berlayar menuju Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Dalam pernyataannya, FFC mengatakan bahwa kapal utama mereka, “The Conscience”, yang membawa 93 jurnalis, dokter, dan aktivis, menjadi target serangan pertama sebelum tiga kapal kecil lainnya turut diserang dan dicegat pada Rabu (8/10/2025).

“Para penumpang saat ini ditahan dalam kondisi yang tidak diketahui,” ujar FFC dalam keterangan resminya yang dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (8/10/2025).

Israel Akui Serangan, Sebut Upaya “Sia-Sia”

Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi adanya operasi tersebut melalui platform X.

“Upaya sia-sia lainnya untuk menembus blokade laut yang sah dan memasuki zona perang telah berakhir tanpa hasil,” tulis pernyataan itu.

Menurut Israel, semua kapal dan penumpang telah dibawa ke pelabuhan Israel, dalam kondisi aman dan sehat. Para penumpang disebut akan segera dideportasi.

Malaysia dan Turki Angkat Suara

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengecam keras tindakan Israel dan menuntut agar para aktivis asal Malaysia yang ikut dalam misi tersebut segera dibebaskan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki membenarkan bahwa beberapa warga negaranya, termasuk anggota parlemen, ikut dalam armada tersebut. 

Turki menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum internasional” dan bahkan menyamakan tindakan itu dengan “aksi pembajakan”.

Selain warga Malaysia dan Turki, konvoi ini juga diikuti oleh aktivis asal Irlandia, Prancis, dan Denmark.

Kapal Bawa Bantuan Medis dan Gizi untuk Gaza

FFC, jaringan internasional yang dikenal aktif mengorganisir misi kemanusiaan laut untuk menembus blokade Gaza, menyebut armada mereka membawa bantuan senilai lebih dari 110.000 dolar AS berupa obat-obatan, alat bantu pernapasan, serta suplai gizi untuk rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang kini kekurangan segalanya akibat perang.

Militer Israel tidak memiliki yurisdiksi hukum atas perairan internasional,” tegas FFC di akun Instagram-nya. “Armada kami tidak membawa ancaman apa pun.

Aktivis Klaim Alami Kekerasan

Insiden ini menjadi yang kedua dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, Israel juga mencegat sekitar 40 kapal dan menahan lebih dari 450 aktivis dari armada bantuan lain bernama Global Sumud Flotilla, yang juga berupaya menyalurkan bantuan ke Gaza.

Israel telah mendeportasi sebagian besar aktivis dari misi tersebut, termasuk Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia.

Namun, beberapa peserta melaporkan mengalami kekerasan fisik dan psikologis selama ditahan.

Anggota Parlemen Eropa asal Prancis-Palestina, Rima Hassan, mengaku “dipukuli” oleh polisi Israel setelah flotilla mereka dicegat.

Aktivis asal Amerika Serikat, David Adler, juga menuturkan bahwa dirinya “dipaksa telanjang, diikat dengan zip-tie, dan ditutup matanya” sebelum ditahan serta difoto bersama Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir.

close