BREAKING NEWS
IKLAN PENERJEMAH

Bikin Satu Rumah Ikut Sakit! Studi Ungkap Anak Kecil Jadi ‘Gudang’ Kuman Paling Efektif

 


Jakarta, VNN.co.id - Di negara empat musim, musim gugur biasanya menandai dimulainya musim virus pernapasan, saat pilek, flu, dan penyakit serupa mudah menyebar, terutama di kalangan anak-anak. 

Pola serupa juga tampak di Indonesia ketika memasuki musim pancaroba. Perubahan cuaca membuat daya tahan tubuh menurun, dan tubuh pun lebih rentan terhadap infeksi.

Kini, sebuah studi terbaru menegaskan apa yang selama ini diduga banyak orang tua: anak-anak, terutama usia pra-TK dan sekolah dasar, adalah “gudang” kuman paling efektif.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan bahwa kelompok usia tersebut memiliki tingkat deteksi virus tertinggi dibandingkan siswa yang lebih besar maupun staf sekolah.

“Anak-anak kecil bisa terinfeksi hingga 10 virus pernapasan setiap tahun karena sistem kekebalan mereka masih belajar mengenali berbagai jenis infeksi,” jelas Dr. Jennifer Goldman, dokter anak di Children’s Mercy Hospital, Missouri, yang memimpin studi ini.

Selama periode November 2022 hingga Mei 2023, Goldman dan timnya menganalisis usap hidung serta laporan gejala lebih dari 800 siswa dan staf di sebuah distrik sekolah besar di Kansas City. 

Hasilnya cukup mencengangkan: lebih dari 85 persen peserta membawa setidaknya satu jenis virus pernapasan, dan 80 persen mengalami episode penyakit pernapasan akut meski tidak selalu bersamaan.

Yang paling tinggi ditemukan pada anak usia pra-TK dan sekolah dasar, yakni 92 persen. Angka ini menurun pada siswa SMP (86 persen), SMA (77 persen), dan staf sekolah (76 persen).

Rhinovirus Jadi Biang Utama

Sebagian besar virus yang ditemukan merupakan penyebab flu biasa, seperti rhinovirus (terdeteksi pada 65 persen peserta) dan virus korona musiman (sekitar 30 persen). Sementara virus penyebab COVID-19 masih ditemukan pada sekitar 15 persen dari mereka yang diteliti.

Goldman menyebut hasil riset ini memberi gambaran nyata tentang beban virus di lingkungan sekolah, sekaligus mengonfirmasi pengalaman sehari-hari para dokter anak—yang juga orang tua.

“Saya bisa mengatakan ini untuk anak-anak saya sendiri, yang sekarang remaja: Mereka lebih mudah sakit ketika masih kecil,” ujar Dr. Nicole Torres dari University of Miami Health System.

Temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu. Salah satunya oleh Dr. Carrie Byington dari Universitas Utah pada tahun 2015, yang melibatkan 26 rumah tangga. Setiap anggota keluarga diambil sampel hidung setiap minggu selama setahun.

Hasilnya, anak di bawah usia lima tahun terdeteksi virus selama setengah dari jumlah minggu dalam setahun.

“Dan jika Anda tinggal di rumah dengan banyak anak, proporsinya akan lebih tinggi, sehingga bisa terasa seperti selalu ada yang sakit,” tutur Byington.

Cara Cegah Satu Rumah Tumbang Bersama

Meski sulit mencegah penyakit sepenuhnya, para ahli menekankan pentingnya langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah maupun sekolah.

Beberapa di antaranya meliputi vaksinasi flu rutin, rajin mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, serta menghindari menyentuh wajah.

Selain itu, membersihkan permukaan benda yang sering disentuh dan memastikan sirkulasi udara segar juga berperan besar mencegah penularan.

Ketika anak mulai sakit, pengobatan terbaik sering kali bersifat suportif: cukup cairan, istirahat, dan pemantauan suhu tubuh.

Jika demam berlangsung lebih dari dua hari, orang tua disarankan segera membawa anak ke dokter. Meski begitu, gejala seperti batuk bisa bertahan hingga beberapa minggu sebelum akhirnya sembuh total dan tak jarang, tak lama kemudian, sang anak kembali terserang pilek lainnya.

close