Vnn.co.id, Kabupaten Bogor- Pagi ini saya membaca buku berjudul Paradigma Profetik Islam yang ditulis oleh heddy Sri Ahimsa-Putra. Pembahasan itu masuk kepada lebih utama mana antara ilmu dan harta?
Mengenai keutamaan atau kelebihan ilmu menurut ulama Islam, kita dapat mendengarnya dari Ibnu Abbas r.a. Al Faqih(1999) bahwa di masa lalu pernah terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama Islam mengenai ilmu dan harta. "Sebagian berpendapat bahwa ilmu lebih utama daripada harta, sedangkan yang lain bahwa harta lebih utama dari ilmu.
Kemudian mereka mengirim seorang utusan kepada Ibnu Abbas r.a. untuk menanyakan hal itu. Lalu, Ibnu Abbas berkata,
" Ilmu lebih utama daripada harta ". Utusan itu bertanya, " apabila mereka menanyakan kepadaku tentang alasannya, apa yang aku jelaskan? ". Ibnu Abbas berkata, " Katakanlah kepada mereka bahwa ilmu itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta itu warisan firaun.Ilmu itu bisa menjaga kamu, sedangkan kamu harus menjaga harta. Ilmu itu hanya diberikan oleh Allah kepada orang yang dicintai-Nya, sedangkan harta diberikan oleh Allah kepada orang, baik yang dicintai-Nya maupun orang yang tidak dicintai-Nya, bahkan kadang-kadang orang yang tidak dicintai-Nya diberi lebih banyak..."
Salah seorang ulama mengatakan, " Sesungguhnya ilmu itu tidak akan berkurang jika diberikan kepada orang lain, sedangkan harta akan berkurang karena diberikan kepada orang lain. Orang yang mempunyai harta apabila sudah mati tidak akan dikenang. Orang mempunyai harta akan ditanya tentang dirham: dari mana didapatkan dan untuk apa dibelanjakan; sedangjab bagi orang yang mempunyai ilmu, setiap perkataan yang ia ucapkan akan mengangkatnya satu derajat di dalam surga (Al Faqih, 1999: 188-189)
Mu'adz bin Jabal r.a juga mengatakan, " Ingatlah bahwa ilmu adalah sarana untuk mencapai tempat di surga. Ilmu adalah teman di waktu sepi, kawan dalam pengasingan, penunjuk jalan kesenangan, penolong dalam kesulitan, hiasan di tengah-tengah kawan dan senjata dalam menghadapi musuh. Allah mengangkat deraja suatu kaum karena ilmu sehingga mereka menjadi pemuka yang dipatuhi dan diikuti jejak langkahnya. Malaikat suka berkawan dengan mereka, mengusap-usap mereka dengan sayapnya, dan didoakan oleh semua benda yang basah dan yang kering, ikan-ikan di laut, serangga, serta binatang buas di darat maupun di laut. Ilmu dapat menghidupkan hati dari kebodohan, pelita dari kegelapan, kekuatan dari kelemahan, serta untuk mencapai derajat orang-orang yang baik sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat. Memikirkan ilmu sebanding dengan puasa, mengkajinya sebanding dengan ibadah di waktu malam. Dengan ilmu dapat diketahui halal dan hadam. Ilmu merupakan pemimpin dan amal adalah pengikutnya. Ilmu itu hanya diberikan kepada orang-orang yang beruntung dan tidak akan diberikan kepada orang-orang yang celaka
