Peta sebaran Covid-19 di Jatim. |
Vnn.co.id, Surabaya – Diketahui hingga Sabtu (19/6/21), total kasus
kumulatif terkonfirmasi positif Covid-19 Jatim sebanyak 162.809 kasus. 4.244 di
antaranya aktif atau dalam masa perawatan, sedangkan 146.491 dinyatakan sembuh
dan angka kematian mencapai 12.074 atau 7,4 persen. Ini merupakan jumlah kasus
tertinggi nasional.
Diungkapkan Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim Dr Joni Wahyudi, tingginya
penambahan kasus harian Covid-19 berdampak pada naiknya risiko kematian.
Tercatat kasus kematian selama tujuh hari terakhir di Jatim, yakni 35 kasus
pada Minggu (13/6), 34 kasus pada Senin (14/6), 43 kasus pada Selasa (15/6), 53
kasus pada Rabu (16/6), 58 kasus pada Kamis (17/6), 43 kasus pada Jumat (18/6),
dan 50 kasus pada Sabtu (19/6). Sehingga mencapai total 316 kasus dalam tujuh
hari.
Dr Joni menyebutkan, penyebab tingginya kasus kematian di Jatim salah
satunya ialah kormobid.
“Jadi ada dua macam, penyebab kasus kematian Covid-19. Contoh saja, ya di
RSUD dr Soetomo, karena memang pasien datang dengan kormobid berat. Paling banyak
gagal ginjal. Angka kesembuhannya kecil sekali,” tutur Joni, Ahad (20/6/21).
Selain kormobid, Joni mengatakan banyak pasien yang datang ke RS dengan
keadaan buruk. Sehingga kecil peluang untuk survive.
“Karena datang ke UGD kondisi berat, gak nutut, saturasi oksigen sudah
jelek, kekurangan oksigen, gagal organ, multiple akhirnya. Laporan setiap hari,
banyak sekali pasien meninggal karena terlambat datang ke RS,” lanjutnya.
Sekadar diketahui, kormobid atau komorbiditas sendiri adalah penyakit atau
kondisi yang muncul bersamaan pada individu, atau lebih dikenal dengan penyakit
penyerta.
Terkadang komorbid dianggap diagnosis sekunder dan telah dikenal selama
atau setelah pengobatan diagnosis utama. Namun terkadang ia diketahui setelah
diagnosis utama.
Termasuk komorbid di antaranya diabetes, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi (hipertensi), gangguan kejiwaan, atau penyalahgunaan zat tertentu.
Red: Mega