Gambar salah satu kreasi santri Ponpes Sunan Drajat Lamongan |
VNN.co.id, Lamongan- Tidak hanya berdakwah saja, namun
santri Sunan Drajat juga diajari bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan usaha
semacam berbisnis, Rabu (04/11/2020). Dan hal ini sangat menguntungkan baik
untuk pondok pesantren ataupun untuk lingkungan sekitarnya. Berangkat dari
semangat awal untuk menghidupi pondok pesantren, KH. Abdul Ghofur, pengasuh
Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD), Paciran, Lamongan, melakukan beraneka ragam
kegiatan usaha. Prinsip teguh yang dipegang beliau adalah beliau berani melarat
untuk pondok, berani melarat untuk jihad di jalan agama.
Para
santri PPSD yang berjumlah kurang lebih 14.000, banyak diantara mereka yang
dibebaskan dari biaya sama sekali alias gratis. Mereka ini disebut santri
karyawan. Maksudnya, selain mereka menuntut ilmu mereka juga ikut andil
mengurusi unit-unit usaha yang dimiliki pesantren. Maka tak heran jika banyak
santri yang mendapat keringanan bahkan sampai dibebaskan dari biaya SPP ataupun
administrasi-administrasi lainnya.
Lebih
lanjut, PPSD sudah memiliki beberapa unit bisnis yang dikelola secara
profesional oleh para santri. contohnya, PPSD memiliki usaha gaaram dapur yang
berlabel UD Samudra Sunan Drajat, PT SDL yang bergerak di bidang produksi pupuk
dan persewaan alat berat. Ada juga CV Aidrat yang memproduksi air minum dalam
kemasan. Untuk unit usaha garam dapur bahkan produksinya sudah mencapai 50 ton
per hari dan pemasarannya pun sudah sampai wilayah Jawa- Bali.
Di
dalam lingkungan pesantren sendiri, juga didirikan beberapa unit usaha lainnya.
Di antaranya, percetakan, minimarket, kantin, laundry, tekstil, warnet, bahkan
sampai potong rambut. Seolah-olah semua kebutuhan buku, seragam, maupun
keperluan sehari-hari santri berusaha dipenuhi sendiri oleh pesantren. Diperkirakan
total aset yang dimiliki dari unit-unit usaha tersebut mencapai Rp. 50 miliar. Kini,
unit-unit usaha pesantren tersebut berkembang begitu pesat.
Red:
Nabilla