Waspada! Cara Kamu Bicara Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer

Jakarta, VNN.co.id – Setiap tahun, sekitar 10 juta orang di seluruh dunia didiagnosis menderita demensia, dan angka ini terus meningkat. Salah satu bentuk demensia yang paling umum adalah Alzheimer, penyakit yang perlahan-lahan menggerogoti daya ingat serta kemampuan berpikir seseorang.
Alzheimer merupakan gangguan penurunan fungsi otak yang dapat memengaruhi memori, emosi, perilaku, pengambilan keputusan, hingga kemampuan berkomunikasi. Deteksi dini menjadi langkah penting agar pasien dan keluarga bisa memperoleh perawatan serta dukungan medis yang tepat.
Salah satu cara mendeteksi Alzheimer sejak awal adalah dengan memperhatikan perubahan pola bahasa atau kemampuan berbicara seseorang. Kesulitan berbicara atau munculnya masalah baru dalam berkomunikasi dapat menjadi tanda awal penurunan kognitif yang mengarah pada penyakit ini.
1. Jeda dan Ketidakjelasan Saat Berbicara
2. Menggunakan Kata dengan Makna yang Salah
Penderita Alzheimer kerap menggunakan kata yang salah namun masih berkaitan dengan maksudnya. Misalnya, mereka mengatakan “kucing” padahal yang dimaksud “anjing”, atau mengganti kata spesifik menjadi kategori umum seperti “hewan”.
3. Lebih Banyak Bicara daripada Bertindak
Penderita Alzheimer juga sering membicarakan suatu tugas alih-alih mengerjakannya. Mereka bisa berkata, “Saya tidak yakin bisa melakukan ini” atau “Dulu saya cukup mahir dalam hal ini,” tanpa benar-benar melakukan tugas tersebut.
4. Kosakata yang Semakin Terbatas
Penderita Alzheimer cenderung menggunakan bahasa yang sederhana dan berulang. Mereka kerap mengulang kata kerja, kata benda, atau kata sambung seperti “dan”, “tetapi”, atau “yang itu”, sehingga variasi bahasanya semakin sedikit.
5. Kesulitan Menemukan Kata yang Tepat
Kesulitan menemukan kata atau menyebut nama benda menjadi salah satu gejala yang digunakan dokter untuk menilai fungsi kognitif pasien. Meskipun sesekali lupa kata merupakan hal yang normal, namun bila kondisi ini terjadi terus-menerus dan memburuk, bisa jadi itu merupakan tanda awal Alzheimer.
Usia diketahui sebagai faktor risiko terbesar. Peluang seseorang terkena Alzheimer meningkat dua kali lipat setiap lima tahun setelah usia 65 tahun. Namun, sekitar satu dari 20 penderita justru mengalami Alzheimer di usia muda, atau yang dikenal sebagai Alzheimer onset dini.



