BREAKING NEWS
IKLAN PENERJEMAH

Mandalika, Sirkuit “Kutukan” yang Sulit Ditaklukkan Para Pembalap MotoGP

 


Jakarta, VNN.co.id - Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika dikenal sebagai salah satu lintasan paling menantang di kalender MotoGP. 

Sejak pertama kali menjadi tuan rumah ajang balap dunia itu, sudah banyak pembalap top yang tumbang di lintasan ini.

Salah satu korban langganan adalah pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez

Dalam empat musim balapan di Mandalika, Marquez belum sekalipun berhasil finis. Bahkan, meme “Mandalika 4-0 Marquez” kini ramai beredar di kalangan penggemar MotoGP.

1. Trek dan Aspal Punya Karakter Unik

Selama empat musim terakhir, Mandalika selalu melahirkan juara yang berbeda. 

Nama-nama seperti Miguel Oliveira, Francesco Bagnaia, Jorge Martin, hingga Fermin Aldeguer pernah naik podium tertinggi di sini.

Namun, keberuntungan tak berpihak pada Bagnaia di musim 2025. 

Pada balapan utama hari Minggu (5/10/2025), ia gagal menunjukkan performa terbaik. Setelah finis terakhir di sprint race, Bagnaia harus terjatuh di balapan utama, mengulangi nasib sialnya di tahun 2023.

Pembalap HRC Honda Castrol, Joan Mir, mengakui bahwa Mandalika bukan trek yang mudah ditaklukkan.

“Trek dan aspal di sini sangat berbeda. Jadi, ini lebih sulit. Untuk berbagai alasan, trek ini jadi mimpi buruk bagi setiap orang. Balapan begitu lambat dalam urusan kecepatan, sangat lambat,” ujar Mir usai balapan.

2. Suhu Panas Jadi Musuh Tambahan

Selain trek yang menantang, suhu tinggi di Mandalika juga menjadi faktor besar. Sejak hari pertama, para pembalap mengeluhkan kondisi panas yang ekstrem. 

Suhu di sekitar sirkuit memang berada di kisaran 32–33 derajat Celsius, namun di atas lintasan bisa jauh lebih tinggi karena panas yang diserap aspal.

Manajer Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Pablo Nieto, mengungkapkan bahwa kondisi itu memaksa tim untuk benar-benar jeli dalam memilih komposisi ban. 

Hal serupa disampaikan Joan Mir, yang menilai karakter ban menjadi sangat sensitif terhadap panas.

“Dalam dua putaran pertama, temperatur sangat mustahil. Saya tak tahu kenapa, kami harus menganalisisnya. Kemudian, saya mencoba memanaskan ban belakang dan setiap area pengereman, selalu melebar tanpa bisa menekan,” ucap Mir.

3. Ban Sulit Beradaptasi dengan Karakter Trek

Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Raul Fernandez, juga merasakan kesulitan serupa. Menurutnya, ban depan motornya tak menapak dengan baik sehingga ia harus mengubah gaya membalap.

“Mari katakan, saya bisa mengaspal dengan cara yang aneh, bukan normal. Dengan ban depan yang sulit dikendalikan, sangat susah menghentikan motor. Sulit merasakan batas dari ban depan, jadi susah menekan,” ujar Fernandez.

Kondisi tersebut membuat banyak pembalap menilai bahwa Mandalika bukan hanya soal kecepatan, tapi juga ketahanan fisik, mental, dan strategi yang matang. 

Tak heran, sirkuit ini kini dijuluki sebagai “neraka tropis” bagi para pembalap MotoGP.

close