BREAKING NEWS
IKLAN PENERJEMAH

Demo Madagaskar Memanas, Ribuan Gen Z Desak Presiden Rajoelina Mundur

 


Jakarta, VNN.co.id – Gelombang aksi unjuk rasa di Madagaskar yang semula dipicu oleh keluhan soal krisis air dan pemadaman listrik sejak Kamis (25/9/2025), kini berkembang menjadi tuntutan politik.

Dilansir dari Kompas.com, ribuan demonstran yang mayoritas berasal dari kalangan muda atau Gen Z, pada Rabu (1/10/2025) kembali turun ke jalan mendesak Presiden Andry Rajoelina mengundurkan diri. Mereka menilai langkah Rajoelina membubarkan pemerintahan awal pekan ini belum cukup menjawab keresahan rakyat.

“Pembubaran pemerintah tidak cukup bagi kami,” kata juru bicara gerakan Gen Z kepada AFP, sebagaimana dikutip Kompas.com. Ia menambahkan, “Kami menuntut presiden mundur dan dilakukan pembersihan di Majelis Nasional.”

Seorang demonstran lain juga menyampaikan kekecewaannya. Menurutnya, kondisi hidup masyarakat “semakin memburuk dari hari ke hari.” Ia menuding, “Rajoelina sudah berkuasa 16 tahun, tapi tidak ada yang berubah dalam masyarakat yang miskin ini.”

Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Berdasarkan laporan wartawan AFP di lokasi, aparat kembali menembakkan gas air mata di ibu kota Antananarivo untuk membubarkan massa. Sehari sebelumnya, sekitar 10.000 orang dilaporkan bentrok dengan polisi. Menjelang sore, aktivitas kota memang berangsur normal, namun ketegangan tetap terasa.

Tak hanya di Antananarivo, unjuk rasa juga meluas ke wilayah lain. Ribuan orang berkumpul di Antsiranana, utara Madagaskar, sementara ratusan lainnya berdemo di Toliara, selatan negara itu, dengan tuntutan serupa: presiden mundur.

Korban Jiwa

Seperti diberitakan Kompas.com, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka akibat aksi represif aparat. Namun, pemerintah Madagaskar menolak angka tersebut dengan alasan “tidak terverifikasi dan hanya berdasarkan rumor atau informasi keliru.”

Sebuah foto bocah dengan luka di wajah bahkan viral di media sosial. Rumah sakit utama Antananarivo melaporkan, anak tersebut telah mendapat perawatan gratis yang ditanggung pemerintah.

Oposisi dan Serikat Buruh Turun Tangan

Mengutip pemberitaan Kompas.com, kubu oposisi yang semula enggan bersuara akhirnya menyatakan dukungan terhadap aksi ini. Tokoh oposisi Siteny Randrianasoloniaiko hingga mantan Presiden Marc Ravalomanana ikut menandatangani pernyataan bersama.

Di sisi lain, serikat buruh juga mulai merespons dengan seruan mogok nasional. Perusahaan listrik dan air negara JIRAMA serta serikat inspektur ketenagakerjaan bahkan sudah lebih dulu mengumumkan rencana mogok.

Gerakan Gen Z menambahkan tuntutan lain, antara lain pembubaran Senat, Mahkamah Konstitusi, komisi pemilu, hingga meminta pengusaha Mamy Ravatomanga, yang dituding sebagai pendukung utama Rajoelina untuk diadili.

Rajoelina Masih Bertahan

Presiden Andry Rajoelina, 51 tahun, pertama kali naik ke tampuk kekuasaan lewat kudeta pada 2009 yang menggulingkan Marc Ravalomanana. Setelah sempat absen dari pemilu 2013, ia kembali terpilih pada 2018 dan 2023, meski pemilu terakhir diboikot oposisi.

Berdasarkan keterangan Kompas.com, meski tekanan kian besar, Rajoelina masih bertahan. Bahkan, pada Rabu malam, ia menggelar pertemuan dengan sejumlah diplomat asing di istana kepresidenan.

close