Riza Chalid Jadi Tersangka Korupsi Pertamina, Ini Profil dan Jejak Kontroversinya -->
SRU 2025 Lebaran 2025
IKLAN PENERJEMAH HUT RI 2023 VNNCOID

Riza Chalid Jadi Tersangka Korupsi Pertamina, Ini Profil dan Jejak Kontroversinya

, 7/11/2025 03:30:00 PM


VNN.co.id - Nama Muhammad Riza Chalid kembali mencuat setelah Kejaksaan Agung menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero). Riza dituding terlibat sebagai pemilik manfaat (beneficial owner) dari PT Orbit Terminal Merak.


“(Ditetapkan sebagai tersangka adalah) MRC selaku beneficial owner PT Orbit Terminal Merak,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, dalam konferensi pers di Lobi Gedung Bundar Jampidsus, Jakarta, Kamis (10/7/2025).


Penetapan ini menjadikan Riza sebagai tersangka ke-10 dari klaster baru dalam penyidikan kasus korupsi yang ditaksir menimbulkan kerugian negara hingga Rp 285 triliun.


Profil Muhammad Riza Chalid


Lahir pada tahun 1960, Riza Chalid dikenal luas sebagai tokoh bisnis di sektor minyak dan energi. Ia kerap dijuluki "saudagar minyak" karena kiprahnya dalam perdagangan minyak internasional. Salah satu perusahaannya, Global Energy Resources, disebut pernah menjadi pemasok utama minyak untuk Petral (Pertamina Energy Trading Ltd), anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura.


Meski pengaruhnya cukup besar, kehidupan pribadi Riza relatif tertutup. Ia diketahui tinggal di Singapura dan jarang tampil di depan publik. Dari pernikahannya dengan Roestriana Adrianti (Uchu) pada tahun 1985, yang berakhir pada 2012, ia dikaruniai dua anak: Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina.


Bisnis dan Kekayaan


Selain aktif di sektor energi, Riza juga memiliki bisnis di berbagai bidang, termasuk ritel fesyen, perkebunan kelapa sawit, dan industri minuman. Beberapa perusahaan miliknya antara lain Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum, dengan mayoritas berpusat di Singapura.


Pada tahun 2015, majalah Globe Asia memasukkan namanya dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia. Saat itu, ia berada di peringkat ke-88 dengan estimasi kekayaan sebesar US$415 juta.


Deretan Kontroversi


Nama Riza Chalid sebelumnya pernah mencuat dalam kasus skandal "Papa Minta Saham" pada tahun 2015. Ia disebut-sebut terlibat dalam percakapan dengan Ketua DPR kala itu, Setya Novanto, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin. Dalam rekaman yang beredar, mereka diduga membahas pembagian saham Freeport untuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.


Meskipun Riza tidak dijerat secara hukum, keterlibatannya dalam percakapan tersebut sempat menimbulkan kegaduhan nasional. Kapolri saat itu, Jenderal Badrodin Haiti, menyebutkan bahwa ada indikasi pemufakatan jahat, namun proses hukum tidak berlanjut karena masih menunggu keputusan dari sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).


Riza juga pernah dikaitkan dengan dunia politik. Ia disebut sebagai penyokong dana kampanye Prabowo Subianto pada Pemilu 2014, serta dikaitkan dengan pendanaan tabloid Obor Rakyat dan pembelian Rumah Polonia, yang dijadikan markas pemenangan pasangan Prabowo-Hatta.


Terseret Kasus Korupsi Minyak Pertamina


Kini, setelah cukup lama tidak terdengar, Riza kembali menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan dan tata kelola minyak mentah di lingkungan Pertamina yang terjadi dalam periode 2018–2023. Ia diduga menjalankan peran penting melalui perusahaan miliknya, Orbit Terminal Merak.


Tim penyidik Kejaksaan Agung telah melakukan penyitaan terhadap sejumlah aset dan dokumen penting dari kediaman Riza. Sejumlah petinggi anak usaha Pertamina dan mitra swasta lainnya juga ikut terseret dalam perkara ini.


Selain itu, pada tahun 2023, Riza dikaitkan dengan isu proyek strategis internasional. Ia sempat disebut bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang memicu spekulasi soal keterlibatannya dalam proyek tambang logam tanah jarang (rare earth/REE) di Kedah, Malaysia. Namun isu ini langsung dibantah oleh Anwar, yang menegaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung atas undangan Sultan Kedah dan bukan dalam konteks bisnis pribadi.***

TerPopuler

close