Angka Kelahiran Menurun. Presiden Rusia Janji Beri Uang 103 Juta Untuk Perempuan Yang Melahirkan. -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Angka Kelahiran Menurun. Presiden Rusia Janji Beri Uang 103 Juta Untuk Perempuan Yang Melahirkan.

, 1/26/2020 04:16:00 PM
Vnn.co.id, Internasional — Presiden Rusia Vladimir Putin menyiapkan anggaran USD 6,5 miliar (Rp 89 triliun) untuk menggenjot tingkat kelahiran di negaranya. Menurut dia, pertumbuhan penduduk alami sangat penting bagi masa depan Negeri Beruang Merah tersebut.

“Nasib Rusia dan prospek bersejarahnya bergantung pada berapa banyak jumlah kita,” kata Putin, dalam pidato negara bangsa di depan para elit politik Rusia, Rabu (15/1/2020).

Rusia mengalami penurunan angka kelahiran karena generasi yang menjadi orangtua saat ini lahir pada 1990-an. Angka kelahiran turun secara drastis karena ketidakpastian ekonomi.

Dia menyatakan situasi demografis sangat sulit. Putin mengusulkan dana untuk keluarga berpendapatan rendah dengan anak kecil, tunjangan untuk para ibu pertama, dana lebih besar untuk keluarga dengan lebih banyak anak dan menciptakan lebih banyak tempat untuk penampungan anak.

“Tugas historis kita adalah merespon tantangan ini,” ungkap Putin, seperti dilansir AFP.

Dia menyebut, kemiskinan membuat orang tidak ingin memiliki keturunan. Untuk itu ia menawarkan insentif keuangan baru untuk meningkatkan angka kelahiran.

Dia berjanji memberikan uang sekitar USD 7.600 (Rp 103 juta) kepada semua perempuan yang melahirkan. Sebelumnya, dana tersebut hanya diberikan sekali kepada keluarga dengan dua anak.

"Nasib dan prospek sejarah Rusia tergantung pada seberapa banyak kita di sana. Itu tergantung pada berapa banyak anak yang lahir di keluarga Rusia dalam satu tahun, lima, 10 tahun, dan menjadi apa mereka saat tumbuh nanti,” tambah Putin.

Populasi Rusia turun dramatis pada 1990-an saat ekonomi dan kondisi sosial sulit setelah runtuhnya Uni Soviet. Putin telah menghadapi berbagai masalah demografi sejak dia menjadi presiden pada 2000.

Upaya sebelumnya dalam memperbaiki situasi itu tidak berhasil. Para ekonom khawatir tentang apa dampaknya memiliki tenaga kerja lebih sedikit bagi ekonomi. 

Redaksi

TerPopuler

close