Waspada! Ini 7 Tanda Tubuh yang Sering Muncul Sebulan Sebelum Serangan Jantung Terjadi

Jakarta, VNN.co.id - Serangan jantung kerap datang tiba-tiba dan tanpa peringatan. Namun, faktanya, tubuh sering kali memberi sinyal lebih dulu sebelum kejadian fatal itu benar-benar terjadi.
Gejala seperti kelelahan ekstrem, sesak napas, gangguan tidur, hingga rasa tidak nyaman di dada, bisa muncul beberapa minggu bahkan sebulan sebelum serangan jantung menyerang.
Tubuh Sebenarnya Sudah Memberi Tanda
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, membuat organ vital itu tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi normal. Meski begitu, tubuh biasanya memberikan peringatan sebelum penyumbatan terjadi sepenuhnya.
Menurut dr. Nisha Parikh, MD, MPH, ahli jantung di Northwell Health, Hyde Park, New York, tanda-tanda awal serangan jantung bisa muncul berminggu-minggu sebelum serangan itu benar-benar terjadi.
“Bahkan satu gejala saja sudah cukup untuk segera mengunjungi ruang gawat darurat, jika gejala tersebut baru atau berbeda dari yang pernah Anda alami sebelumnya,” jelas dr. Parikh, dikutip dari Everyday Health, Rabu (8/10).
Ia menambahkan, meski gejalanya kerap tampak ringan, kemunculannya saat beraktivitas biasa justru perlu diwaspadai.
7 Tanda Awal Serangan Jantung
1. Kelelahan yang Tidak Wajar
Jika kamu merasa sangat lelah padahal tidak melakukan aktivitas berat, itu bisa jadi sinyal awal serangan jantung.
“Jika Anda berolahraga atau beraktivitas ringan tapi terasa jauh lebih lelah dari biasanya, jangan abaikan gejala ini,” ujar Parikh.
Menurutnya, gejala ini lebih sering dialami wanita dibanding pria. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Skyler St. Pierre, yang menemukan bahwa ukuran jantung wanita sekitar seperempat lebih kecil daripada pria, sehingga gejalanya pun berbeda.
2. Sesak Napas
Sulit bernapas atau merasa kekurangan udara bisa menandakan jantung tidak memompa darah dengan baik.
“Banyak pasien saya mengalami gejala ini di tengah malam, dan itu membuat mereka terbangun,” jelas Parikh.
3. Rasa Tidak Nyaman di Dada
Nyeri dada dikenal sebagai gejala klasik serangan jantung, tapi sensasinya tidak selalu berupa nyeri tajam.
“Rasa sakitnya bisa ringan hingga berat, bahkan bisa terasa seperti perasaan cemas atau tekanan di dada,” tutur Parikh.
Walau ringan, gejala ini tidak boleh diabaikan. Pemeriksaan medis perlu segera dilakukan.
4. Gangguan Tidur
Banyak penderita serangan jantung melaporkan tidur terganggu beberapa minggu sebelum kejadian.
“Banyak serangan jantung terjadi sekitar pukul tiga pagi karena saat itu kadar adrenalin dan kortisol sedang melonjak,” ungkap Parikh.
Gangguan tidur juga lebih sering dialami oleh wanita sebelum mengalami serangan jantung.
5. Gangguan Pencernaan, Mual, atau Sakit Perut
Gejala ini sering muncul pada wanita, berupa rasa tidak nyaman di perut, mual, atau refluks.
“Gejala tersebut bisa menjadi sinyal bahwa aliran darah ke bagian bawah jantung terganggu,” kata Parikh.
Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami diare atau perubahan pola buang air besar sebelum serangan terjadi.
6. Pusing atau Kepala Terasa Ringan
Kurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan pusing, kepala terasa melayang, hingga pingsan.
“Wanita lebih mungkin dibanding pria mengalami pusing, dan bahkan pingsan,” jelas Parikh.
7. Nyeri di Area Lain Tubuh
Rasa nyeri tak hanya terasa di dada, tapi juga bisa muncul di rahang, punggung atas, atau lengan kiri.
“Pria umumnya mengalami nyeri dada, sementara wanita cenderung merasakan nyeri di area lain sebagai indikator serangan jantung,” ujar Parikh.
Kapan Harus ke Dokter?
Banyak orang menunggu nyeri dada berat sebelum mencari pertolongan medis. Padahal, gejala awal serangan jantung bisa jauh lebih halus dan mudah diabaikan.
“Anda tidak boleh menunggu sampai mengalami beberapa gejala. Jika salah satu gejala ini muncul dan terasa berbeda dari biasanya, anggap itu serius,” tegas Parikh.
Selain mengenali gejalanya, penting juga memahami faktor risiko serangan jantung, antara lain:
-
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung,
-
Kebiasaan merokok,
-
Diabetes atau pradiabetes,
-
Kolesterol LDL dan trigliserida tinggi,
-
Tekanan darah tinggi,
-
Pria berusia di atas 50 tahun, dan
-
Wanita berusia di atas 60 tahun.



