Saham Asia-Pasifik Menguat Pasca Pengunduran Diri PM Jepang Shigeru Ishiba

JAKARTA, VNN.co.id – Indeks saham di kawasan Asia-Pasifik mayoritas dibuka menguat pada Senin (8/9/2025), terdorong oleh reaksi investor atas pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan perhatian pada data ekonomi penting di kawasan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melonjak 1,5 persen menyusul pernyataan Ishiba, yang mundur setelah mengalami tekanan akibat kekalahannya dalam pemilihan nasional akhir tahun lalu. Sementara itu, indeks Topix mencatat kenaikan 1 persen ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Shinjiro Koizumi, Menteri Pertanian sekaligus putra mantan PM Junichiro Koizumi, diprediksi menjadi kandidat kuat penerus Ishiba, menurut Stefan Angrick, Kepala Ekonomi Pasar Jepang di Moody’s Analytics. Selain itu, Takaichi Sanae, anak didik mendiang PM Shinzo Abe dan runner-up kontes partai tahun lalu, juga menjadi kandidat utama.
Richard Kaye, Manajer Portofolio di Comgest, menyebut respons pasar yang sangat positif hari ini cukup mengejutkan.
“Namun hal ini mencerminkan antusiasme terhadap Koizumi dan Takaichi,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (8/9/2025).
Kaye menambahkan Takaichi, yang mendukung deregulasi dan menolak kenaikan suku bunga, berpotensi mendorong pertumbuhan dan memperkuat reli pasar saat ini.
Di pasar valuta, nilai tukar yen melemah 0,64 persen menjadi 148,33 per dollar AS, sementara obligasi pemerintah Jepang terus mengalami aksi jual. Imbal hasil obligasi 30 tahun naik lebih dari 4 basis poin menjadi 3,272 persen, setelah melonjak lebih dari 100 bps sepanjang tahun ini.
Imbal hasil obligasi 20 tahun berada di level 2,676 persen. Analis BMI dari Fitch Solutions menilai Jepang menghadapi periode ketidakpastian hingga kuartal IV 2025.
“Meski pemimpin partai berikutnya biasanya otomatis menjadi PM, secara teoritis oposisi dapat bersatu di bawah kandidat lain,” tambahnya.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,15 persen dan Kosdaq melonjak 0,47 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,23 persen, namun indeks CSI 300 China turun 0,3 persen setelah ekspor Agustus tumbuh 4,4 persen, di bawah perkiraan ekonom yang memprediksi 5 persen. Impor juga lebih rendah dari perkiraan karena sektor properti yang melambat dan ketidakpastian lapangan kerja.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,38 persen.
Di sisi komoditas, harga minyak dunia menguat tipis setelah OPEC+ memutuskan untuk kembali meningkatkan produksi mulai Oktober 2025.
Pertemuan daring delapan anggota OPEC+ menyepakati tambahan produksi 137.000 barrel per hari, lebih rendah dari kenaikan sebelumnya. Harga minyak Brent naik 0,53 persen menjadi 62,2 dollar AS per barrel, sedangkan minyak WTI Amerika Serikat naik 0,6 persen menjadi 65,89 dollar AS per barrel.



